Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India
Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India – Hai sahabat segala fakta,
artikel kali ini akan membahas tentang Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn dan
Donson. Yuk dibaca :
Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India, Sumber Foto : Nyontek.net |
Baca juga artikel sebelumnya : 5 Phobia Teraneh Yang Membuat Kamu Berpikir “Kok Bisa?”
1. Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson
Pada zaman pra sejarah daerah kawasan Asia Tenggara merupakan satu
kesatuan daerah kebudayaan, yaitu jenis kebudayaan batu muda (Neolitikum)
dengan pusatnya di Bacson dan Hoa-Bihn, dan jenis kebudayaan perunggu dengan
pusat di Dongson.
Kebudayaan Neolith dari Bacson dan Hoa-Bihn ini sisa-sisanya banyak
dijumpai dalam bentuk kapak lonjong dan kapak persegi, pebble (Kapak sumatera)
dan kapak genggam, termasuk juga dalam bentuk perhiasan-perhiasan dari jenis
batu indah. Kebudayaan ini oleh Madame Madelene Colani, seorang ahli pra
sejarah prancis dinamakan kebudayaan Bacson Hoa-Bihn. Disebut demikian karena
pusat perkembangannya terutama di daerah bacson-Hoa-Bihn, Tonkin. Penyelidikan
menunjukkan bahwa di daerah tersebut diduga merupakan pusat kebudayaan hidup
menetap (Mesolitikum) Asia tenggara, dan dari situ tersebar ke berbagai
jurusan.
Kecuali hasil kebudayaan,, banyak pula ditemukan tulang-belulang
manusia. Ternyata bahwa pada waktu itu Tonkin didiami terutama oleh dua
golongan bangsa, yaitu jenis ras papua Melanesoid dan jenis Europaeid. Di
samping itu, ada pula jenis ras mongoloid dan Austroloid. Ras Papu Melanesoid
ini mempunyai penyebaran yang paling luas di daerah selatan, yakni di Hindia
belakang, Nusantara, sampai di pulau-pulau lautan Teduh. Bangsa inilah yang
berkebudayaan alat-alat Mesolitikum yang belum diasah (pebbles), sedangkan
kecakapan mengasah (Pro neolitikum) rupa-rupanya hasil pengaruh dari ras
mongoloid yang sudah lebih tinggi peradabannya.
Sejalan dengan persebaran ras Melanesoid ke wilayah selatan, Maka
kebudayaan Neolith ini pun terbawa pula sehingga sisa alat-alat ini banyak
diketemukan di kepulauan Nusantara, Filipina, Formusa, Melanesia, Micronesia,
dan kepualaun di lautan teduh. Demikian juga kebudayaan perunggu dari Dongson,
sisa-sisanya pun yang berupa : Nekara, Bejana perunggu, kapak corong,Moko dn
sebagainya banyak dijumpai di Asia tenggara termasuk di Indonesia. Oleh para
ahli pra sejarah disebut Kebudayaan Dongson karena penemu pertama kali
kebudayaan tersebut ialah Dong So’n, yakni annam utara, Indonesia cina.
Mengenai umur kebudayaan dongson, Semula Victor Goloubew (Penyelidik
pertama) berpendapat bahwa kebudayaan perunggu itu berkembang sejak abad
pertama S M. Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uang Tionghoa
zaman Han sekitar tahun 100 sebelum Masehi (SM) yang didapatkan di
kuburan-kuburan di Dongson. Anehnya, di situ juga ditemukan nekara-nekara
tiruan kecil, dari perunggu pula. Rupa-rupanya nekara-nekara kecil itu
diberikan kepada orang yang meninggal sebagai bawaan ke akherat. Tentu saja
nekara tiruan itu dibuatnya lama sesudah nekara betulan ada. Kalau nekara bekal
mayat itu sama umurnya dengan mata uang zaman Han, bekal mayat juga : maka
nekara harus sudah dibua sebelum tahun 100 SM. Maka menurut Von Heine Geldern
kebudayaan Dongson itu paling muda berasal dari tahun 300 SM. Dongson yang
ternyata tidak ada persamaanya dengan hiasan-hiasan cina pada zaman Han.
Seperti telah dikemukakan di atas, kebudayaan Mesolitikum di negeri kita
asalnya dari daerah Bascon Habinh. Akan tetapi, di sana tidak ditemukan flakes,
sedangkan dari abris sous roche banyak sekali flakes itu. Demikian pula di
pulau Luzon (Pilipina) ditemukan flakes, sehingga dapat diambil kesimpulan bahw
akebudayaan flakes datangnya dari daratan asiamelalui jepang, formusa dan
Pilipina. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa di sumatera timur, malaaysia
barat, dan hindia belakang tidak juga ditemukan flakes. Maka rupanya di jawa
dan Sulawesi bertemulah dua macam aliran kebudayaan Mesolitikum itu, yakni:
a. Kebudayaan Bascon Hoabinh dengan pebble dan alat-alatnya dari tulang
yang datang melalui jalan barat, dan
b. Kebudayaan flakes yang datangnya melalui jalan timur.
Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn,
Dongson, dan India
2. Budaya india
Kehidupan masyarakat Indonesia menjelang pengaruh budaya india,
masyarakat telah memiliki tata kehidupan yang teratur dan kebudayaan yang cukup
tinggi.
Masyarakat telah mengenal bercocok tanam; Pelayaran dengan perahu
bercadik; penguasaan pengetahuan perbintangan (astronomi) baik untuk keperluan
berlayar maupun bertani, yakni dengan penentuan tanam yang tepat.
Pola kehidupan dengan rumah panggung, telahdibuatnya bangunan-bangunan
dari batu besar (Megalith) memiliki kepercayaan animism (Kepercayaan benda
memiliki kekuatan gaib) sebagai suatu ciri masyarakat yang telah memiliki
kebudayaan yang tinggi. Nenek moyang kita telah mengenal pula kepandaian
menenun, membuat pakaian dari serat atau kulit kayu dan dalam bidang kesenian
telah mampu membuat barang-barang dari batu dan perunggu, dengan nilai seni
yang tinggi.
Di samping itu, masyarakat awal Indonesia telah memiliki masyarakat yang
teratur dengan kelompok suku, mengenal pemujaan terhadap roh nenek moyang,
mengenal teknik perundagian dan terkenal sebagai bangsa pelaut yang ulung.
Dengan demikian, ketika budaya India masuk ke Indonesia pada awal tarikh
masehi lewat hubungan perdagangan, dengan mudah masyarakat awal indonesia dapat
menerima budaya india tersebut. Unsur-unsur budaya india berpengaruh dalam
berbagai bidang, terutama bidang politik (pemerintahan), sosial,seni dan budaya
serta agama.
Demikianlah Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India.
Semoga Bermanfaat.
0 Response to "Perkembangan Budaya Bacson, Hoa-Bihn, Dongson, dan India"
Post a Comment
Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)
TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA