Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya
Tradisi Dalam kehidupan
masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya - Setelah kemarin kita membahas tentang HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH | Pengertian Sejarah | Sejarah sebagai peristiwa, kisah, ilmu dan seni sekarang kita membahas Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakt masa Praaksara mewarsikan masa lampaunya. Sejarah merupakan
pengalaman kehidupan mansuia di masa lampau, sedangkan salah satu fungsi
sejarah adalah untuk memberikan identitas kepada masyarakatnya. Sebuah
masyarakat dengan berbagai identitasnya, seperti budaya, norma-norma, dan adat
istiadatnya, pastilah mempunyai jejak-jejak sejarahnya di masa lampau. Dengan
demikian, kisah sejarah dianggap perlu untuk menunjukkan identitas atau jati
dirinya yang berbeda dengan masyarakat yang lain. Kisah sejarah juga dianggap
perlu sebagai pengalaman kolektif di masa lampau. Dengan demikian, kisah
sejarah yang dapat menjelaskan keberadaan suatu masyarakat atau tempat dianggap
penting, baik pada masa masyarakat sebelum mengenal tulisan (praaksara) maupun
sesudah mengenal tulisan (masa aksara).
Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya |
Tradisi Lisan sebagai
sebuah karya sejarah tradisional tidak menggunakan prosedur penulisan sejarah
ilmiah. Karya-Karya yang disebarkan melalui tradisi lisan seringkali memuat
sesuatu yang bersifat supranatural di luar jangkauan pemikiran manusia. Dalam
karya-karya tersebut antara fakta dan imajinasi serta fantasi bercampur baur.
Tradisi lisan ini antara lain berupa mitos, legenda, dan dongeng.
Tradisi lisan ini diwariskan dan disebarluaskan sebagai milik bersama. Di
samping itu, tradisi lisan juga menjadi simbol identitas bersama.
Di dalam keraton banyak
ditemukan berbagai macam lambang dalam segi kehidupan, dimulaui dari bentuk dan
cara mengatur bangunan, mengatur penanaman pohon yang dianggap kramat, mengatur
tempat duduk, menyimpan dan memelihara pusaka, macam pakaian yang dikenakan dan
cara mengenakannya, bahasa yang harus dipakai, tingkah laku, pemilihan warna
dan seterusnya. Keraton juga menyimpan dan melestarikan nilai-nilai lama. Mitos
yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat dan komunitas keraton
adalah mitos kanjeng ratu kidul.
Kedudukan mitos itu
sangat menonjol, karena tanpa mengenal mitos Kanjeng Ratu kidul, orang tidak
akan dapat mengerti makna dari tarian sakral Bedhaya ketawang, yang sejak paku
Buwana C naik tahta, setiap setahun sekali tarian itu dipergelarkan pada acara
ulang tahun penobatan raja. Tanpa mengenal mitos itu makna panggung sangga
buwana akan sulit dipahami, demikian pula mengenai mitos yang dulu dikenal
rakyat sebagai lampor.
Terdapat berbagai macam
versi mitos kanjeng Ratu kidul antara lain berdasarkan cerita pujangga
Yosodipuro. Di kerajaan kediri, terdapat seorang putra Raja Jenggal yang berama
Raden Panji sekar Taji yang pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari daerah
kekuasaan baru. Pada masa pencariannya sampailah ia di hutan sigaluh yang di
dalamnya terdapat pohon beringin berdaun putih dan bersulur panjang yang
bernama Waringin putih. Pohon itu ternyata merupakan pusat kerajaan para
lelembut (makhluk halus) dengan sang Prabu Banjaran Seta sebagai rajanya.
Berdasarkan
keyakinannya akan daerah itu, Raden Panji Sekar Taji melakukan pembabatan hutan
sehingga pohon Waringin putih tersebut ikut terbabat. Dengan terbabatnya pohon
itu si raja lelembut yaitu Prabu Banjaran Seta merasa senang dan dapat
menyempurnakan hidupnya dengan langsung musnah ke alam sebenarnya.
Kemusnahannya berwujud suatu cahaya yang kemudian langsung masuk ke tubuh Raden
Panji sekar Taji sehingga menjadikan dirinya bertambah sakti.
Alkisah, Retnaning Dyah Angin-Angin adalah saudara
perempuan Prabu Banjaran Seta yang kemudian menikah dengan Raden Panji Sekar
Taji yang selanjutnya dinobatkan sebagai raja. Dari hasil perkawinannya, pada
hari selasa kliwon lahirlah putri yang bernama Ratu Hayu. Pada saat kelahiran
putri ini, menurut cerita dihadiri oleh para bidadari dan semua makhluk halus.
Putri tersebut diberi nama oleh eyangnya (Eyang sindhula), Ratu pegedong,
dengan harapan nantinya akan menjadi wanita tercantik di jagat raya. Setelah
dewasa ia benar-benar menjadi wanita yang cantik tanpa cacat atau sempurna dan
wajahnya mirip dengan wajah ibunya bagaikan pinang dibelah dua. Pada suatu
hari, Ratu Hayu atau Ratu Pagedongan menajdi wanita yang cantik menangis
memohon kepada eyangnya agar kecantikan yang dimilikinya abadi. Dengan
kesaktian eyang sindhula, akhirnya permohonan Ratu Pagedongan menjadi wanita
yang cantik, tidak pernah tua atau keriput dan tidak pernah mati sampai hari
kiamat dikabulkan, dengan syarat ia akan berubah sifatnya menjadi makhlus halus
yang sakti mandra guna (tidak ada yang dapat mengalahkannya).
Setelah berubah menjadi
makhluk halus, oleh sang ayah, putri pagedongan diberi kekuasaan dan tanggung
jawab untuk memerintah seluruh wilayah laut selatan serta menguasai Seluruh
makhluk halus di seluruh pulau jawa. Selama hidupnya Ratu Pagedongan tidak
mempunyai pendamping tetapi ia diramalkan bahwa suatu saat ia akan bertemu
dengan raja agung (hebat) yang memerintah di tanah jawa. Sejak saat itu ia
menjadi ratu dari rakyat makhluk halus dan berkuasa penuh di laut selatan.
Kekuasaan ratu kidul di
laut selatan juga tertulis dalam serat Wedatama yang berbunyi :
Wikan
Wengkoning Samodra
Kederan
Wus den Ideri,
Kinemat
Kamot hing driya
Rinegan
segegem dadi
Dumadya
angratoni,
Nenggih
Kanjeng Ratu kidul,
Ndedel
nggayuh Nggegana,
Umara
marak maripih,
Sor
prabawa lan wong agung Ngeksiganda,
Diterjemahkan
:
Tahu
akan batas samudra
Semua
telah dijelajahi
Dipesona
nya masuk hati
Digenggam
satu menjadi
Jadilah
ia merajai
Syahdan
sang ratu kidul
Terbang
tinggi mengangkasa
Lalu
datang bersembah
Kalah
perbawa terhadap
Junjungan
Mataram
[Setubuh
alamai-senyawa illahi]
Yang artinya :
Mengetahui/mengerti betapa kekuasaan samudra, seluruhnya sudah
dilalui/dihayati, dirasakan, dan meresap dalam sanubari, ibarat digenggam
menjadi satu genggaman, sehingga terkuasai. Tersebutlah kanjeng Ratu kidul,
naik ke angkasa, datang menghadap dengan hormat, kalah wibawa dengan raja
mataram.
Ada Versi lain dari
masyarakat sunda (jawa barat) yang menceritakan bahwa pada zaman kerajaan
pajajaran, terdapat seorang putri raja yang buruk rupa dan mengidap penyakit
kulit bersisik sehingga bentuk dan seluruh tubuhnya jelek tidak terawat. Oleh
karena itu, ia diusir dari kerajaan oleh saudara-saudaranya karena merasa malu
mempunyai saudara yang berpenyakitan seperti dia. Dengan perasaan sedih dan
kecewa, sang putri kemudian bunuh diri dengan mencebur ke laut selatan.
Pada suatu hari
rombongan kerajaan Pajajaran mengadakan selametan di Pelabuhan Ratu. Pada saat
mereka tengah khusuk berdo’a munculla si putri yang cantik dan mereka tidak
mengerti mengapa ia berada di situ, kemudia si putri menjelaskan bahwa ia
adalah putri kerajaan pajajaran yang diusir oleh kerajaan dan bunuh diri di
laut selatan, tetapi sekarang telah menjadi ratu makhluk halus dan menguasai
seluruh laut selatan. Selanjutnya oleh masyarakat, ia dikenal sebagai ratu
kidul.
Dari cerita-cerita
mitos tentang kanjeng ratu kidul, jelaslah bahwa kanjeng Ratu kidul adalah
penguasa lautan yang bertahta di laut selatan dengan kerajaan yang bernama
Keraton Bale Sokodhomas.
Demikianlah. Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya. Semoga bermanfaat.
Tag : Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa LampaunyaTradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya,Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya, Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya
0 Response to "Tradisi Dalam kehidupan masyarakat | Cara Masyarakat Masa Praaksara Mewariskan Masa Lampaunya"
Post a Comment
Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)
TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA