INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM
INDONESIA
PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM - Islam masuk ke
indonesia dan mempengaruhi berbagai segi kehidupan masyarakat indonesia
termasuk juga segi pemerintahan, yakni dengan munculnya kerajaan-kerajaan yang
bercorak islam. Kerajaan islam pertama muncul di sumatera, yakni perlak dan
kemudian samudra pasai. Dari sumatera, pengaruh islam kemudian meluas ke jawa,
kalimantan dan sulawesi.
INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM |
A. Kehidupan politik,
ekonomi, sosial dan budaya pada kerajaan yang bercorak islam di indonesia
1. Kerajaan samudra
pasai
INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM |
Kerajaan samudra pasai
dibangun oleh Nazimudin al kami, seorang laksamana laut dari mesir. Raja
pertamanya ialah marah silu dengan gelar sultan malik al saleh. Ia memerintah
sejak tahun 1285 sampai dengan 1297 M. Tumbuhnya kerajaan samudra pasai, selain
didukung oleh letaknya strategis juga adanya hasil pertanian yang menjadi
komoditi ekspor, yakni lada.
Hal ini menjadikan
kerajaan samudra pasai maju dalam pelayaran dan perdagangan dan tumbuh menjadi
kerajaan maritim. Samudra pasai akhirnya berkembang menjadi pusat perdagangan
dan agama.
Pengganti sultan malk
al saleh ialah sultan muhammad (sultan malik al Thahir). Pada abad ke-14 (1345)
ibnu battuta seorang utusan dari kasultanan Delhi yang akan pergi ke cina
singgah di samudra pasai. Raja terakhir samudra pasai ialah zainal abidin (1523-1524).
2. Kerajaan Aceh
INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM |
a. Kehidupan politik
kerajaan Aceh
Aceh mulai berkembang
setelah malaka diduduki oleh portugis tahun 1511 sebab sebagian besar
pedagang-pedagang islam dari malaka pindah ke aceh. Di samping itu, jatuhnya
samudra pasai ke tangan portugis (1521), menambah keramaian aceh. Pada tahun
1530, aceh melepaskan diri dari pedir dan berdirilah kerajaan aceh dengan
sultan ali mughayat (1514-1528)sebagai raja pertamanya.
Kerajaan aceh mengalami
puncak kejayaan pada masa pemerintahan sultan iskandar muda (1607-1636). Ia
becita-cita untuk menjadikan aceh sebagai kerajaan besar dan kuat. Untuk itu,
kerajaan-kerajaan di semenanjung malaka harus ditaklukan, seperti pahang,
kedah, perlak, johor dan sebagainya.
Pengganti sultan
iskandar muda ialah Sultan Iskandar Tani (1636-1641). Setelah itu, aceh terus
mengalami kemunduran karena tidak ada lagi sultan yang kuat. Kerajaan aceh
tidak mampu bersaing dengan belanda yang menguasai malaka pada tahun 1641.
b. Kehidupan ekonomi
kerajaan aceh
Kehidupan perekonomian
yang utama dari masyarakat aceh ialah perdagangan. Pada masa kecayaan aceh,
perekenomian aceh berkembang pesat. Penguasaan aceh atas daerah-daerah pantai
barat dan timur sumatra banyak menghasilkan lada. Semenanjung malaka banyak
menghasilkan lada dan timah. Hal ini menjadi ekspor yang penting bagi aceh
sehingga perdagangan aceh maju dan pesat.
c. Kehidupan sosial
budaya kerajaan aceh
dalam kehidupan sosial,
di aceh muncul dua golongan yang saling berebut pengaruh, yakni golongan teuku
dan golongan tengku. Golongan teuku adalah kaum bangsawan yang memegang
kekuasaan sipil. Adapun golongan tengku adalah kaum ulama yang memegang peranan
penting dalam bidang agama. Di antara golongan agama sendiri juga ada
persaingan, yakni antara aliran syiah dan aliran sunna wal jama’ah.
Paad masa sultan
Iskandar muda, aliran syiah berkemabng pesat. Tokoh aliran ini ialah Hamzah
fansuri yang kemudian diteruskan oleh syamsuddin pasai. Setelah sultan iskandar
muda meninggal, alian sunna wal jam’ah yang dapar berkembang pesat. Tokoh
aliran ini ialah nuruddin ar raniri yang berhasil menulis sejarah aceh dengan
judul Bustanussalatin.
Di bidang budaya
terlihat dari adanya bangunan masjid baitturachman yang dibangun pada masa
pemerintahan sultan iskandar muda.
3.
Kerajaan demak
INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM |
Mundurnya kerajaan
majahapahit memberikan kesempatan kepada para bupati yang berada di pesisir
pantai utara jawa untuk melepaskan diri, khususnya demak. Faktor lain yang
mendorong perkembangan demak ialah letaknya yang strategis di jalur perdagangan
indonesia bagian barat dengan indonesia bagian timur.
a. Kehidupan politik kerajaan demak
1. Raden patah
(1475-1518)
Dengan bantuan
daerah-daerah lain yang masuk islam, seperti jepara, tuban dan gresik, raden
patah pada tahun 1475 berhasil mendirikan kerajaan demak, yang merupakan
kerajaan islam pertama di jawa. Menurut babad tanah jawa, raden patah ialah
putra brawijaya V (Raja majahpahit terakhir) dengan putri campa. Raden patah
semula diangkat menjadi bupati oleh kerajaan majapahit di bintoro demak dengan
gelar sultan alam akhbar al fata.
dalam upaya
mengembangkan kekuasaan dan menguasai perdagangan nasional dan internasional
maka pada tahun 1513, demak melanjarkan serangan ke malaka di bawah pimpinan
adipati unus (pangeran sabrang lor). Namun, serangan tersebut gagal. Di lingkungan
kerajaan, para wali berperan sebagai pendamping dan sekaligus sebagai penasehat
raja, khususnya sunan kalijaga. Ia banyak memberikan saran-saran sehingga demak
berkembang menjadi mirip kerajaan teokrasi, yaitu kerajaan atas dasar agama.
2. Sultan Trenggono
(1521-1546)
Adipati unus
(1518-1521) menggantikan ayahnya (Raden patah) untuk menjalankan roda
pemerintahan. Ia lebih dikenal dengan nama pangeran sabrang Lor (Gelar yang
diterima sebab pernah mengadakan serangan ke utara/malaka). Adipati unus meninggal
tanpa meninggalkan putra sehingga seharusnya digantikan oleh adiknya, pangeran
sekar seda lepen. Akan tetapi, pangeran ini dibunuh oleh kemenekannya yang
lain, yakni pangeran trenggono. Ia setelah naik takhta demak bergelar sultan
trenggono.
Di bawah pemerintahannya,
kerajaan demak mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasannya sangat luas,
meliputi jawa barat (Banten, jayakarta, dan cirebon), Jawa tengah, dansebagian
jawa timur. Tindakan-tindakan penting yang pernah dilakukan sultan trenggono
adalah sebagai berikut
a. Menegakkan agama
islam
b. Membendung perluasan
daerah yang dilakukan oleh portugis.
c. Menguasai dan
mengislamkan banten, Cirebon, dan sunda kelapa (Perluasan ke wilayah jawa barat
ini dipimpin oleh Fatahiah (Faleteh) yang kemudian menurunkan raja-raja
banten).
d. Berhasil menaklukan
mataram, singasari, dan blambangan.
Sulan Trenggono gugur
(1546) ketika berusaha menaklukan pasuruan. Wafatnya sultan Trenggono memberi
peluang kepada keturunan pangeran Sekar Seda Lepen yang merasa berhak atas
takhta kerajaan Demak untuk merebut Takhta. Tokoh ini ialah Aria penangsang
yang menjadi bupati di Jipang (Blora). Keluarga sultan Trenggono dengan
tokohnya pangeran Prawoto berusaha untuk menggantikan ayahnya sehingga terjadi
perebutan kekuasaan.
Perang saudara ini
berlangsung selama beberapa tahun yang akhirnya memunculkan Joko Tingkir,
menantu Sultan Trenggono yang berasal dari Pajang, menaiki takhta sebagai raja
dengan gelar Sultan Hadiwi joyo (1552-1575).
b. Kehidupan Ekonomi
Kerajaan demak
Dilihat dari segi
ekonomi, demak sebagai kerajaan maritim, menjalankan fungsinya sebagai
penghubung atau transit daerah penghasil rempah-rempah di bagian timur dengan
malaka sebagai pasaran di bagian barat. Perekonomian demak dapat berkembang
dengan pesat di dunia maritim karena didukung oleh penghasil dalam bidang
agraris yang cukup besar.
c. Kehidupan sosial
kerajaan demak
Kehidupan sosial Demak
diatur oleh hukum-hukum islam,namun juga masih menerima tradisi lama. Dengan
demikian,muncul sistem kehidupan sosial yang telah mendapat pengaruh islam.
Di bidang budaya,
terlihat jelas dengan adanya pembangunan masjid Agung Demak yang terkenal
dengan salah satu tiang utamanya terbuat dari kumpulan sisa-sisa kayu yang
dipakai untuk membuat masjid itu sendiri yang disebut soko tatal. Di pendapa
(serambi depan masjid) itulah sunan kalijaga (Pemimpin pembangunan masjid)
Meletakkan dasar-dasar syhadatan (perayaan sekaten). Tujuannya ialah untuk
memperoleh banyak pengikut agama islam. Tradisi sekaten itu sampai sekarang
masih berlangsung di Yogyakarta, surakarta, dan Cirebon.
4. Kerajaan banten
a. Kehidupan Politik
Kerajaan banten
Daerah banten berhasil
dikuasai dan diislam kan oleh fatahilah (Pangeran lima perang demak). Di
samping menguasai banten, Fatahilah juga berhasil merebun Cirebon dan sunda
kelapa yang kemudian namanya diubah menjadi Jayakarta (1527). Setelah Fatahilah
menetap di cirebon, banten diserahkan kepada putranya yang bernama Maulana
Hasanuddin.
Banten masih tetap
menjadi daerah kekuasaan Demak, namun setelah di Demak terjadi kegoncangan
politik akibat perebutan kekuasaan, Banten akhirnya melepaskan diri. maulana
Hasanuddin sebagai peletak dasar dan menjadi Raja banten yang pertama
(1552-1570). Daerah kekuasaanya meluas sampai dengan lampung dan berhasil
menguasai perdagangan lada.
Pada tahun 1570 Sultan
Hasanuddin meninggal dan digantikan oleh putranya, yakni panembahan Yusuf
(1570-1580). Ia berhasil menundukkan kerajaan pajajaran.
Raja yang terbesar
Banten ialah Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Sultan Ageng Tirtayasa
berhasil memajukan perdagangan Banten. Politik Sultan Ageng terhadap VOC sangat
keras, namun tidak disetujui oleh putranya Sultan Haji (Abdulnasar Abdulkahar)
sehingga terjadi perselisihan. Sultan Haji minta bantuan VOC sehingga kerajaan
Banten yang jaya dan besar di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa kemudian
menjadi boneka kompeni dengan rajanya, sultan Haji.
b. Kehidupan Ekonomi
kerajaan Banten
Banten di bawah
pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembang menjadi bandar perdagangan
dan pusat penyebaran agama islam. Adapun faktor-faktornya, antara lain sebagai
berikut
1. Letaknya strategis
dalam lalu lintas perdagangan.
2. Jauhnya malaka ke
tangan Portugis sehingga para pedagang islam tidak lagi singgah di malaka,namun
langsung menuju banten.
3. Banten mempunyai
bahan ekspor penting, yakni lada.
Banten yang maju banyak
dikunjungi pedagang-pedagang dari arab, Gujarat, Persia, Turki, cina dan sebagainya.
Di kota dagang banten segera terbentuk perkampungan-perkampungan menurut asal
bangsa itu, seperti orang-orang arab mendirikan kampung pakojan, oran cina
mendirikan kampung Pecinaan, orang-orang indonesia dari suku-suku lainnya
mendirikan kampung banda, kampung jawa dan sebagainya.
c. Kehidupan sosial
budaya kerajaan banten
Sejak banten diislamkan
oleh Fatahilah (Feletehan) pada tahun 1527 maka kehidupan sosial masyarakat
Banten secara berangsur-angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran islam. Setelah
Banten berhasil mengalahkan pelajaran, pengaruh islam makin kuat di daerah
pedalaman. Pendukung setia kerajaan Pajajaran kemudian menyingkir ke pedalaman,
yakni ke daerah Banten Selatan. Mereka kemudian dikenal sebagai suku baui. Kepercayaan
mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang pertama. Mereka
mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh islam.
Kehidupan sosial
masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa meningkat pesat sebab sultan
memperhatikan kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya. Namun, setelah Sultan
Ageng Tirtayasa meninggal, kehidupan sosialnya merosost tajam sebab adanya
campur tangan belanda dalam berbagai kehidupan.
Kehidupan seni budaya
islam dapat ditemukan pada bangunan masjid Agung Banten (tumpang lima) dan
bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu, bangunan istana yang
dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang belanda pelarian dari Batavia yang telah
menganut agama islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di eropa.
5. Kerajaan mataram
islam
a. Kehidupan politik
Kerajaan mataram islam
Sesudah runtuhnya
kerajaan Demak, pusat pemerintahan dipindahkan ke pajang oleh Joko Tingkir
(Menantu sultan Trenggono). Joko tingkir menaiki takhta kerajaan pajang dengan
gelar sultanHadiwijoyo. Usia pemerintahannya tidak begitu lama yakni 1568-1586.
Hal ini disebabkan kota-kota pesisir terus memperkuat diri dan berusaha
melepaskan dari kekuatan pajang. Setelah Sultan Hadiwijoyo meninggal (1586)
takhta pajang digantikan oleh putranya, yakni pangeran benowo. Ternyata,
Pangeran Benowo tidak dapat mengatasi kekacauan-kekacauan sehingga kekuasaan
diserahkan kepada sutowijoyo. Puncaknya sutowijoyo memindahkan pusat
pemerintahan ke kotagede dan berdirilah kerajaan mataram islam.
Sutowijoyo mengangkat
dirinya sebagai raja Mataram pertama dengan gelar Panembahan Senopati
(1586-1601) dengan kotagede sebagai ibukotanya. Tindakan-tindakannya yang
penting, antara lain sebagai berikut
a. Meletakkan
dasar-dasar kerajaan mataram
2. Memperluas wilayah
kekuasaan dengan menundukkan surabaya, madiun, ponorogo ke timur dan ke barat
berhasil menundukan cirebon dan galuh.
pengganti panembahan senopati ialah mas Jolang gugur di
daerah krapyak sehingga disebut panembahan seda krapyak. Raja terbesar Kerajaan
mataram ialah mas rangsang dengan gelar sultan agung Hanyokrokusumo (1613-1629)
merupakan masa peperangan untuk mewujudkan cita-cita menyatukan seluruh jawa.
Sultan agung menundukkan gresik, surabaya, kediri, pasuruan dan Tuban.
Selanjutnya, menunddukan lasem, pamekasan, dan sumenep bahakan juga sukadana di
kalimantan. Dengan demikian, seluruh jawa telah takluk di bawah mataram bahkan
sampai ke luar jawa, yakni palembang, sukadana, dan goa.
Setelah jawa timur,
jawa tengah, dan cirebon berhasil dikuasai, sultan agung merencanakan untuk
menyerang Batavia. Serangan pertama dilancarkan pada bulan Agustus 1628 di
bawah pimpinan Bupati Baurekso dari kendal dan bupati Ukur dari sumedang.
Batavia dikepng dari darat dan laut selama dua bulan, namun tidak mau menyerah
bahkan sebaliknya tentara mataram dipukul mundur.
Dipersiapkan serangan
yang kedua lebih matang dengan membuat pusat-pusat perbekalan makanan di Tegal,
Cirebon, dan Krawang. Serangan kedua dilancarkan bulan september 1629 di bawah
pimpinan Bupati sura Agul-Agul, Manurarejo, dan Uposonto. Namun, VOC telah
mengetahui lebih dahulu rencana tersebut. Hal itu dibuktikan dengan tindakan
VOC membakar dan memusnahkan gudang-gudang perbekalan. Serangan kedua makanan,
kalah persenjataan, jarak Mataram-Jakarta sangat jauh, dan tentara mataram
terjangkit wabah penyakit.
Setelah sultan Agung
meninggal, takhta kerajaan digantikan oleh putranya yang bergelar Sultanm
Amangkurat I (1645-1677). Berbeda dengan ayahnya, raja ini tidak bijaksana dan
cenderung kerjam dan kurang memperhatikan rakyat. Banyak rakyat dan kaum
bangsawan tidak menyukainya.
Hal yang sangat tidak
disenangi ialah persahabatannya dengan VOC yang dahulu dibenci oleh ayahnya.
Akibatnya muncullah pemberontakan Trojoyo (1647-1680). Trunojoyo adalh pangeran
dari madura yang tidak senang terhadap tindakan amangkurat I sehingga
menghimpun kekuatan untuk menyerang mataram. Pada tahun 1677 Pasukan Trunojoyo
berhasil menduduki plered, ibu kota mataram. Amangkuat I bermaksud minta
bantuan VOC ke Batavia, namun baru sampai di tegalarum meninggal sehingga
dimakamkan di tempat itu juga. Oleh karena itu, Amangkurat I dikenal juga
sebagai Sultan tegalarum. Pengganti Amangkurat I dikenal sebagai Sultan
Tegalarum. Pengganti Amangkurat I adalah putra mahkota yang bergelar Sultan
Amangkurat II (1677-1703).
Untuk menghadapi
Trunojoyo, Amangkurat II meminta bantuan VOC di semarang. Pimpinan VOC,
Speelman menyetujui permintaan Amangkurat II dengan suatu perjanjian (1670)
yang isinya sebagai berikut:
1. VOC mengakui
Amangkuat II sebagai Raja Mataram
2. VOC mendapatkan
Monopoli di Mataram
3. Seluruh biaya perang
harus diganti oleh Amangkurat II
4. Sebelum hutangnya
lunas seluruh pantai utara jawa digadaikan kepada VOC.
5. Mataram harus
menyerahkan daerah krawang, Priangan, Semarang dan sekitaranya kepada VOC.
Pada saat itu Trunojoyo
telah berhasil mendirikan istana di Kediri dengan gelar Prabu Maduretno.
Tentara VOC dibantu oleh tentara Aru Palaka dari makassar dan kapten Jonker
dari Ambon bersama tentara mataram akhirnya menyerang kediri. Tronojoyo tidak
mampu menghadapi gempuran tentara Mataran dan VOC, terus terdesak ke daerah
pegunungan dan bertahan tdi Gunung Eilis. Trunojoyo menyerah pada tanggal 25
Desember 1679 dan akhirnya gugur ditikam keris oleh Amangkurat II pada tanggal
2 januari 1680. Sultan Amangkurat II kemudian memindahkan pusat pemerintahan
dari Plered ke Kartasura.
Perlawanan
untung Suropati (1686-1706)
Untung Suropayi,
demikianlah nama pejuang pada masa Mataram di bawah pemerintahan Amangkurat II.
Sikap benci pada Untung kepada VOC telah muncul sejak di Batavia. Untung
kemudian melarikan diri ke Cirebon dan terjadi perkelahian dengan Suropati maka
namanya menjadi Untuk Suropati. Dari Cirebon untung terus melanjutkan
perjalanan Ke Kartasura.
Amangkurat II setelah
menjadi raja merasakan betapa beratnya perjanjian yang telah ditandatangai dan
berusaha untuk melepaskan diri. Ketika Untung Sutopati tiba di Kartasura
disambut dengan baik. Pada tahun 1686 datang utusan dari Batavia di bawah
pimpinan Kapten Tack dengan maksud merundingkan soal Hutang Amangkurat II dan
menangkap Untung Suropati.
Amangkurat II
menghindari pertemuan ini dan terjadilah pertempuran. Kapten Tack beserta
pengikutnya berhasil dihancurkan oleh pasukan untung Suropati. Untung Suropati
kemudian melanjutkan perjalan ke Jawa Timur dan sampailah ke pasuruan,
disinilah akhirnya untung mendirikan istana dan mengangkat dirinya sebagai
bupati dengan gelar Adipati Wironagoro. Di bangil didirikan perbentengan.
Bupati-bupati seluruh jawa timur mendukungnya, dengan demikian kedudukannya
semakin kuat.
Pada tahun 1703,
Amangkurat II wafat, digantikan oleh putranya Sunan Mas dengan gelar Sultan
Amangkurat III yang anti kepada belanda. Pamannya pangeran puger (Adik
amangkurat II) berambisi ingin menjadi raja di mataram dan pergi ke semarang
untuk mendapatkan dukungan dari VOC. Selanjutnya, VOC beserta pangeran puger
menyerang kartasuradan berhasil diduduki. Amangkurat III melarikan diri ke jawa
Timur bergabung dengan untung Suropati. Pada tahun 1704 Pangeran puger dinobatkan
sebagai raja mataram dengan gelar sunan paku Buwono I.
Pihak belanda
menyiapkan pasukan secara besar-besaran untuk menggempur pasukan untung di
pasuruan. Di bawah pimpinan Herman deWilde, pasukan kompeni berhasil mendesak
perlawanan untung. Dalam pertempuran di Bangil, untung terluka dan akhirnya
gurur pada tanggal 12 Oktober 1706. Sunan Mas bisa tertangkap dan kemudian
dibuang ke sailan/Sri langka (1708).
Pada tahun 1719 Sunan
Paku Buwono I wafat dan digantikan oleh Amangkurat IV (Sunan Prabu) di bawah
mandat VOC. Makin eratnya hubungan dengan VOC membuat para bangsawan benci
kepada kompeni. mereka mengadakan
perlawanan, antara lain Pangeran purboyo (adik sunan) dan pangeran mangkunegoro
(Putra sunan sendiri). Perlawanan terhadap kompeni dapat dipadamkan dan para
pemimpinnnya ditangkap dan dibuang ke sailan dan Afrika selatan, kecuali
Pangeran Mangkunegoro yang diampuni ayahnya.
Pada masa pemerintahan
Paku Buwono II (1727 – 1749) Mataram diguncang lai perlawanan yang dipimpin
oleh Mas Garendi (cucu sunan Mas). Perlawanan ini didukung oleh orang-orang
Tionghoa yang gagal mengadakan pemberontakan terhadap VOC di batavia. Mas
Garendi berhasil menduduki ibu kota kartasura.
Paku Buwono II
melarikan diri ke Ponorogo. VOC meminta bantuan kepada Bupati Madura, Cakraningrat
untuk merebut kembali kartasura dengan imbalan keinginan Cakraningkart untuk
melepaskan diri dari mataram akan dikabulkan. Cakraningkrat berhasil merebut
kembali Kartasura dan Pakubuwono II berhasil kembali ke Kartasura sebagai raja.
Namun, antara VOC dan Cakraningrat terjadi perselisihan karena cakraningrat
keberatan meninggalkan Kartasura. Perselisihan berakhir denan ditangkapnya dan
dibuang ke afrika selatan (1745).
Setelah beberapa kali
terjadi perlawanan di Kartasura, Kartasura dianggap tidak layak sebagai ibu
kota kerajaan sehingga pusat pemerintahan dipindahkan ke surakarta. Makin
bercokolnya VOC di mataram menyebabkan pada masa Paku Buwono II ini juga
terjadi perlawanan lagi di bawah pimpinan Raden Mas Said (Putra Pangeran
Mangkunegoro) dan menduduki sukowati. Oleh paku Buwono II dikeluarkan semacam
sayembara, siapa yang dapat merebut daera Sukowati akan mendapat daerah itu
sebagai imbalannya. Pangeran Mangkubumi, adik paku Buwono II berhasil merebut
Sukowati, tetapi ternyata daerah itu tidak diberikan. pangeran Mangkubumi
meneninggalkan kota dan bergabung dengan Mas Said melakukan perlawanan.
Mataram
terpecah belah
Setelah Mangkubumi
bergabung dengan Mas Said, terjadilah persekutuan antara mangkubumi dan Mas
Said melawan Paku Buwono II dan III. Pada waktu Paku Buwono II sakit keras,
utusan VOC dari Batavia datang ke Surakarta.
Dalam keadaan elmah dan tidak sadar, paku Buwono IiI menyerahkan mataram
kepada VOC. hasil yang demikian mungkin saja terjadi. Menurut tradisi Timur
orang yang akan meinggal biasanya menyerahkan keluarganya kepada orang yang
menjadi kepercayaaanya. Hal ini diartikan oleh Belanda bahwa sejak itu VOC
berkuasa penuh atas mataram.
Pada tahun 1749 Paku
Buwono II wafat dan digantikan oleh putranya yang bergelar Paku Buwono II.
Awalnya, Belanda mengakuinya sebagai Sultan Mataram yang baru, tetapi setelah
itu VOC berusaha untuk memecah belah Mataram sehingga dapat dikuasainya.
Perlawanan Mangkubumi
dan mas Said cukup tangguh. Raden Mas Said mendapat julukan pangeran samber nyowo
(pangeran perenggut jiwa). Namun, karena diantara keduanya terjadi perselisihan
sehingga dimanfaatkan oleh belanda untuk memecah belah mataram. Perseteruan
antara Paku Buwono II yang dibantu Kompeni dan pangeran Mangkubumi dapat
diakhir dengan perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755.
Isi perjanjian Giyanti
pada intinya mataram dipecah menjadi dua
1. Mataram barat yakni
Kesultanan Yogyakarta diberikan kepada mangkubumi dengan gelar sultan hamngku
Buwono I.
2. Mataram Timur, Yakni
kasunanan surakarta diberikan kepada paku buwono III.
Selanjutnya, untuk
memadamkan perlawanan Raden Mas Said diadakan perjanjian Salatiga pada tanggal
17 Maren 1755. Isi perjanjian salatiga pada intinya surakarta dibagi menjadi
dua
1. Surakarta utara
diberikan kepada Mas Said dengan gelar Mangkunegoro I, kerajaanya dinamakan
Mangkunegaran
2. Surakarta selatan
diberikan kepada Paku Buwono III kerajaanya dinamakan kasunanan Surakarta.
Pada tahun 1813
sebagian daerah Kasultanan Yogyakarta diberikan kepada Paku Alam selaku bupati.
Dengan demikian, kerajaan mataram yang dahulunya satu, kuat dan kokoh pada masa
pemerintahan Sultan Agung akhirnya terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan
kecil berikut ini:
1. Kerajaan Yogyakarta
2. Kasunanan Surakarta
3. Pakualaman.
4. Mangkunegaran
b. Kehidupan ekonomi
Kerajaan mataram
Kerajaan mataram yang
terletak di pedalaman merupakan sebuah kerajaan agraris dengan hasil utamanya
beras. Pada masa sultan Agung, kehidupan masyarakat mataram mengalami
perkembangan pesat. Pada masa ini hasil bumi mataram cukup melimpah.
C. kehidupan
sosial-budaya
Pada masa pembangunan,
maka sultan agung melakukan usaha-usaha antara lain untuk meningkatkan
daerah-daerah persawahan maka memprogramkan pemindahan para petani ke daerah
krawang yang subur.
Atas dasar kehidupan
agraris itulah disusun suatu masyarakat yang bersifat Feodal. Para pejabat
pemerintahan memperoleh imbalan berupa tanah garapan (lungguh), Sehingga sistem
kehidupan ini menjadi dasar munculnya tuan-tuan tanah di jawa.
Pada masa kebesaran
mataram, kebudayaan juga berkembang, antara lain seni tari, seni pahat, seni
sastra, dan sebagainya. Di samping itu juga muncul kebudayaan kejawen yang
merupakan akulturasi antara kebudayaan jawa, hindu, buddha dengan islam.
Upacara garebeg yang
bersumber pada pemujaan roh nenek moyang berupa kenduri gunungan yang merupakan
tradisi sejak zaman majapahit dijatuhkan pada waktu perayaan hari besar islam
sehingga muncul garbeg syawal pada hari raya idul Fitri dan Garebeg maulud pada
bulan rabiulawal. Hitungan tahun yang sebelumnya merupakan tarikh hindu yang
didasarkan pada peredaran matahari (tarikh samsiah) maka sejak tahun 1633
diubah menjadi tarik islam yang berdasarkan pada peredaran bulan (tarikh
komariah). Tahun hindu 1555 diteruskan dengan perhitungan baru dan dikenal
dengan tahun jawa.
Adanya suasana yang
aman, damai dan tenteram menyebabkan berkembangnya kesusatraan jawa. Sultan
Agung mengarang kitab sastra gending yang berupa filsafat. Demikian juga muncul
kita Nitisruti, nitisastra, Astabrata yang berisi ajaran tabiat baik yang
bersumber pada kitab ramayanan.
6. Kerajaan makassar
a. Kehidupan politik
kerajaan makassar
Pada abad ke-17 di
sulawesi selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti Goa, Tallo,
Sopeng dan Bone. Di antara kerajaan-kerajaan tersebut yang kemudian muncul
sebagai kerajaan besar ialah Goa dan Tallo. Keduanya lebih dikenal dengan nama
Kerajaan makassar. Faktor yang membawa perkembangan makassar, antara lain
sebagai berikut
a. Terletak di tepi
sungai
b. Letak makassar yang
sangat strategis dalam lalu lintas perdagangan malaka-maluku
c. Jatuhnya malaka ke
tangan Portugis 1511
d. Beralihnya sistem
pemerintahan di jawa tnegah ke corak agraris.
Pada tahun 1605
penguasa dari kerajaan kembar Goa dan Tello memeluk agama islam. Raja Tallo
bernama karaeng Mataoya yang bergelar Sultan Abdullah dengan julukan Awalul
Islam dan Raja Goa bernama Daeng Manrabia dengan gelar Sultan Alaudin. Pada
masa dwitunggal ini giat mengislamkan rakyat. Oleh karena itu, kerajaan
makassar merupakan kerajaan isam pertama di sulawesi selatan. Kerajaan
Goa-Tallo (makassar) mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Hasanuddin (1654-1670). Sultan Hasanuddin mendapat julukan ayam jantan dari
timur karena keberaniannya menentang monopoli belanda.
Usaha-usaha penetrasi
kekuasaaan terhadap makassar dilakukan oleh VOC dalam rangka melaksanakan
politik monopoli perdagangan. Hubungan makasar VOC yang semula baik, kemudian
retak dan akhirnya menjadi permusuhan. Pertempuran besar meletus pada tahun
1666 ketika makassar di bawah pemerintahan Sultan Hasanuddin. Dalam pertempuran
ini, VOC di bawah pimpinan spellman berkoalisasi dengan kapten jonker dari
Ambon dan Aru palaka Raja bone.
Perlawanan Hasanuddin
berhasil dipatahkan dan para pemimpin yang tidak mau tunduk kepada VOC, seperti
kraeng galesung dan montemerano jian bongaya pada tanggal 18 november 1667. Isi
perjanjian Bongaya sangat merugikan rakyat makassar, seperti berikut ini
1. Wilayah makassar
terbatas pada Goa. Wilayah Bone dikembalikan kepada aru Palaka.
2. kapal makassar
dilarang berlayar tanpa seizin VOC
3. Makassar tertutup
untuk semua bangsa, kecuali VOC dengan hak monopolinya.
4. Semua benteng harus
dihancurkan, kecuali satu yakni Benteng ujung pandang yang kemudian namanya
menjadi benteng Rotterdam
5. Makassar harus
mengganti kerugian perang sebesar 250 ribu ringgit.
Walaupun sultan
hasanuddin telah menandatangani perjanjian tersebut, perlawanan terhadap VOC
muncul lagi (1667-1669). Makassar berhasil dihancurkan dan selanjutnya
dinyatakan sebagai milik VOC.
b. Kehidupan ekonomi
Kerajaan makassar
Untuk menunjang makassar sebagai pelabuhan transit dan
untukmencukupi kebutuhannya maka kerajaan ini menguasai daerah-daerah
sekitarnya. Di sebelah timur ditaklukan kerajaan Bone, sedangkan untuk
memperlancar dan memperluas jalan perdagangan, makassar menguasai daerah0daerah
selatan, seperti pulau selayar, buton, lombok dan sumbawa di Nusa Tenggara
Barat. Dengan demikian, jalan perdagangan pada waktu musim barat yang melalui
sebelah utara kepulauan Nusa Tenggara dan jalan perdagangan waktu musim Timur
yang melalui sebelah selatan dapat dikuasainya.
Makassar berkembang
sebagai pelabuhan internasiona, banyak pedagang asing, seperti Portugis,
inggris dan denmark berdagang di makassar. Dengan jenis perahu-perahunya
seperti pinisi dan lambo, pedagan makassar memegang peranan penting dalam
perdagangan di indonesia. Hal ini menyebabkan mereka berhadapan dengan Belanda
sehingga menimbulkan beberapa kali peperangan. Pihak belanda yang merasa
berkuasa atas maluku sebagai sumber rempah-rempah, menganggap makassar sebagai
pelabuhan gelap. Hal itu disebabkan di makassar dijual belikan rempah-rempah
yang berasal dari maluku.
Untuk mengatur
pelayaran dan perniagaaan dalam wilayahnya disusunlah hukum naiga dan
perniagaan yang disebut Ade Allopioping Bicarance Pabbalue’e dan sebuah naskah
lontar karya amanna gappa.
c. Aspek Sosial-Budaya
Kerajaan makassar
Mengingat makssar
sebagai kerajaan maritim denan sumber kehidupan masyarakat pada aktivitas
pelayaran perdagangan maka sebagian besar kebudayaannya dipengaruhi oleh
keadaan tersebut. Hasil kebudayaan yang terkenal dari makassar adalah perahu
pinisi dan lambo. Selain itu juga berkembang kebudayaan lain, seperti seni
bangun, seni sastra, seni suara, dan sebagainya.
7. Kerajaan Ternate dan
Tidore
a. Kehidupan Politik
Di maluku yang terletak
di antara sulawesi dan papua terdapat dua kerajaan, yakni ternate dan tidore.
Kedua kerajaan ini terletak di sebelah barat pualu Halmahera di Maluku utara.
Kedua kerajaan itu pusantnya masing-masing di pulau ternate dan Tidore, tetapi
wilayah kekuasaanya mencakup sejumlah pulau di kepulauan maluku dan papua.
Kerajaan ternate
sebagai pemimpin Perseketuan Uli Lima, yaitu perseketuan lima bersaudara dengan
wilayahnya mencakup pulau-pula Ternate, Obi,Baca,seram dan Ambon. Kerajaan
tidore sebagai pemimpin Persekutuan Uli Siwa (Persekutuan sembilan saudara)
wilayahnya meliputi pulau-pulau makya, Jailo, Atau Halmahera, dan pulau-pulau
di daerah itu sampai dengan papua barat. Diantara keduanya saling terjadi
persaingan dan makin tampak setelah datangnya bangsa barat.
Bangsa barat yang
pertama kali datang di maluku ialah Portugis (1512) yang bersekutu dengan
kerajaan ternate. Jejak ini diikuti oleh bangsa spanyol yang berhasil mendarat
di Maluku 1521 dan mengadakan persekutuan dengan kerajaan Tidore. Dua kekuatan
telah berhadapan, namun belum terjadi pecah perang. Untuk menyelesaikan
persaingan antara Portugis dan spanyol maka tahun 1529 diadakan perjanjian
saragosa yang isinya bangsa spanyol harus meninggalkan maluku dan memusatkan
kekuasaanya di Filipina dan bangsa portugis tetap tinggal maluku.
Untuk memperkuat
kedudukannya di maluku maka portugis mendirikan Benteng Sao Paulo. Menurut
portugis benteng ini dibangun untuk melindungi ternate dari serangan Tidore.
Tindakan portugis di maluku makin merajarela dengan memonopoli perdagangan dan
terlalu ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri ternate sehingga
menimbulkan pertentangan.
Salah seorang sultan
ternate yang menentang ialah sultan hairun (1550-1570). Untuk menyelesaikan
pertentangan itu diadakan perundingan antara ternate (sultan hairun) dan
portugis (Gubernur Lopez de Mesquita). Perdamaian dapat dicapai pada tanggal 27
Februari 1570. Namun, Perundingan persahaban itu hanyalah tipuan belaka. Pada
pagi harinya (28 Feberuari) ketika sultan hairun berkunjung ke benteng Sau
Paulo, ia ditangkap dan dibunuh.
Atas kematian Sultan
Hairun, Rakyat Ternate bangkit menentang bangsa portugis di bawah pimpinan
Sultan Baabullah (Putra dan pengganti sultan Hairun). Setelah terkepung hampir
selama lima tahun, benteng Sao Paulo berhasil diduduki Rakyat Ternate (1575).
Orang-orang portugis yang menyerah tidak dibunuhh, tetapi harus meninggalkan
ternate. Mereka pun pindah ke Ambon, maluku.
Sultan Baabullah dapat
meluaskan daearh kekuasaanya di maluku. Daerah kekuasaanya terbentang antara
sulawesi dan papua; ke arah timur sampai papua; barat sampai ke pulau butonl
utara sampai ke mindanao selatan (filipina); selatan sampai ke pulau Bima (Nusa
tenggara) sehingga ia mendapat julukan tuan dari Tujuh pulau dua pulau.
Pada abad ke-17, bangsa
belanda datang di maluku dan segera terjadi persaingan antara belanda dan
portugis. Belanda akhirnya berhasil menduduki benteng pOrtugis di Ambon dan
dapat mengusir portugis dari Maluku (1605). Belanda yang tanpa ada saingan
kemudian juga melakukan tindakan yang sewenang-wenang, seperti berikut ini
1. melaksanakan sistem
penyerahan wajib sebagian hasil bumi (rempah-rempah) kepada VOC (contingenten)
2. Adanya perintah
penebangan/pemusnahan tanaman rempah-rempah jika harga rempah-rempah di pasaran
turun (hak ekstirpasi) dan penanaman kembali secara serentak apabila harga
rempah-rempah di pasaran naik/meningkat.
3. Mengadakan pelayaran
hongi (patroli laut), yakni sistem perondaan yangdilakukan oleh VOC dengan
tujuan untuk mencegah timbulnya perdagangan gelap dan mengawasi pelaksaanan
monopoli perdagangan di seluruh maluku.
Tindakan-tindakan
penindasan tersebut jelas membuat raktat hidup tertekan dan menderita. Sebagai
reaksinya rakyat maluku bangkit mengangkat senjata melawan VOC. Pada tahun
1635-1646 rakyat di kepulauan Hitu bangkit melawan VOC di bawah pimpinan
Kakiali dan dilanjutkan oleh Telukabesi. Pada tahun 1650 rakyat Ambon dipimpin
oleh saidi melakukan perlawanan VOC. demikian juga di daerah lain, seperti
seram, haruku, dan saparua juga terjadi perlawanan rakyat, tetapi semua
perlawanan berhasil dipadamkan oleh VOC.
Sampai akhir abad ke-17
tidak ada lagi perlawanan besar, tetapi pada akhir abad ke-18 muncul lagi
perlawanan besar yang mengguncangkan kekuasaan VOC di maluku. Jika melawan
Portugis Kasultanan dan rakyat ternate yang memegang peranan penting maka untuk
melawan VOC sebaliknya, kesultanan dan rakyat Tidore yang memiminnya. Pada
tahun 1780 rakyat Tidore bangkit melawan VOC di bawah pimpinan sultan nuku.
Selanjutnya, Sultan Nuku juga berhasil menyatukan ternate dengan Tidore.
Setelah Sultan Nuku meninggal (1805), tidak ada lagi perlawanan yang kuat
menentang VOC, maka mulailah VOC Memperkokoh kekuasaanya kembali di maluku.
Perlawanan yang lebih dahsyat di maluku baru muncul pada permulaan abad ke-19
di bawah pimpinan Pattimura.
b. Kehidupan Ekonomi
Kehidupan rakyat maluku
yang utama adalah pertanian dan perdagangan. Tanah di kepulauan maluku sangat
subur dengan hasil utamanya cengkih dan ala. Keduanya merupakan rempah-rempah
yang sangat diperlukan untuk ramuan obat-obatan dan bumbu masak karena
mengandung bahan pemanas. Oleh karena itu, rempah-rempah banyak diperlukan di
daerah dingin, seperti di eropa. Dengan hasil rempah-rempahnya maka aktivitas
pertanian dan perdagangan rakyat maluku maju dengan pesat
c. Kehidupan
sosial-Budaya
Kedatangan portugis di
maluku tidak hanya untuk berdagan dan mendapatkan rempah-rempah, tetapi
portugis juga menyebarkan agama Katolik. Pada tahun 1534 missionaris Katolik,
Fransiscus Xaverius telah berhasil menyebarkan agama Katolik di Halmahera,
ternate, dan Ambon. Telah kita ketahui bahwa sebelumnya di maluku telah
berkembang agama islam. Dengan demikian, kehidupan agama telah mewarnai
kehidupan sosial masyarakat maluku.
Rakyat maluku aktivitas
banyak tercurah pada perekonomian sehingga sedikit menghasilan budaya. Salah
satu karya seni bangun yang terkenal ialah istana sultan Ternate dan masjid
kuno di ternate
B. Perubahan sistem
sosial dan budaya masyarakat
Dengan masuknya budaya
dan agama islam ke indonesia maka terjadilah akulturais budaya islam dengan
buya setempat dalam kehidupan masyarakat di indonesia. Terjadilah akulturasi
berarti juga akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial dan budaya. Sistem
sosial dalam kehidupan masyarakat diwarnai dengan kehidupan ajaran agama islam,
seperti upacara perkawinan (yang merupakan salah satu jalur proses islamisasi
di indonesia). Dalam perkawinan tersebut dilakukan dengan cara islam, yakni
dengan mengucapkan kalimat syahadar. Di samping itu juga upacara selamatan,
orang punya hajad (kerja), do’a-do’anya dilakukan menurut agama islam. Bahkan
juga masalah pembagian warisan dalam keluarga.
pengaruh dalam bidang
budaya, juga tampak nyata dalam seni budaya, misalnya seni tari, seperti tari
seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian debus yang diawali dengan membaca
Al-Qur’an,dan seni musik qasidah. Demikian juga budaya sekaten (sekatenan) sampai
sekarang masih terus dilestarikan.
Tag : INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM, perkembangan islam di indonesia saat ini makalah perkembangan islam di indonesia, sejarah perkembangan islam di indonesia, makalah sejarah perkembangan islam di indonesia, artikel perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia ppt, contoh perkembangan islam di indonesia, hikmah perkembangan islam di indonesia,INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM, perkembangan islam di indonesia saat ini makalah perkembangan islam di indonesia, sejarah perkembangan islam di indonesia, makalah sejarah perkembangan islam di indonesia, artikel perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia ppt, contoh perkembangan islam di indonesia, hikmah perkembangan islam di indonesia, INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM, perkembangan islam di indonesia saat ini makalah perkembangan islam di indonesia, sejarah perkembangan islam di indonesia, makalah sejarah perkembangan islam di indonesia, artikel perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia ppt, contoh perkembangan islam di indonesia, hikmah perkembangan islam di indonesia, INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM, perkembangan islam di indonesia saat ini makalah perkembangan islam di indonesia, sejarah perkembangan islam di indonesia, makalah sejarah perkembangan islam di indonesia, artikel perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia ppt, contoh perkembangan islam di indonesia, hikmah perkembangan islam di indonesia, INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM, perkembangan islam di indonesia saat ini makalah perkembangan islam di indonesia, sejarah perkembangan islam di indonesia, makalah sejarah perkembangan islam di indonesia, artikel perkembangan islam di indonesia, perkembangan islam di indonesia ppt, contoh perkembangan islam di indonesia, hikmah perkembangan islam di indonesia
0 Response to "INDONESIA PADA MASA PERKEMBANGAN ISLAM"
Post a Comment
Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)
TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA