Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI
Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI - Selamat siang sahabat BLOGGER JEMO LINTANK, bagi sahabat-sahabat yang ingin menulis skripsi khususnya skripsi tentang pramuka. Berikut BLOGGER JEMO LINTANK memberi contoh untuk anda.
KORELASI
ANTARA MOTIVASI SISWA DALAM MENGIKUTI
KEGIATAN
PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI SMA N 1 MUARA PAYANG
SKRIPSI
Diajukan
untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan Syarat
guna
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam
Ilmu Pendidikan Islam
Oleh:
NAMA
: indra saputra
NIMKO
: 1111111
FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) PAGARALAM
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kedisiplinan merupakan
hal penting dalam suatu pendidikan. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap siswa. Kedisiplinan sangat berguna sebagai tolak ukur mampu
atau tidaknya seseorang dalam mentaati aturan yang sangat penting bagi
stabilitas kegiatan belajar mengajar.
Disiplin merupakan
sesuatu yang berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap
bentuk-bentuk aturan. Peraturan dimaksud dapat ditetapkan oleh orang yang
bersangkutan maupun berasal dari luar. Disiplin dicapai melalui suatu upaya
pendidikan agar seseorang mengikuti suatu aturan dengan membuat supaya orang
tersebut merasa terlibat di dalamnya sehingga sampai pada nilai yang sifatnya
intrinsik. Disiplin diri sangat diperlukan anak agar ia memiliki budi pekerti
yang baik.
Adapun belajar
merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
keterampilan, dan sikap. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan
karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Dengan begitu, kedisiplinan belajar adalah suatu kondisi yang tercipta dan
terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku seseorang yang sesuai dengan
peraturan atau tata tertib untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.Masalah kedisiplinan belajar merupakan masalah yang patut diperhatikan,
sebab tidak adanya kedisiplinan belajar bukan hanya sekedar menunjukkan
indikasi turunnya semangat dan kegairahan belajar tetapi dapat mempengaruhi
pencapaian tujuan belajar. Melihat dari fenomena yang ada, di SMA N 1 MUARA
PAYANG tersebut masih kurangnya penerapan dalam masalah kepatuhan terhadap
peraturan sekolah. Diantaranya kedisiplinan guru dan para siswanya masih sangat
rendah, bagi siapa saja yang terlambat masuk sekolah baik guru ataupun siswa
tidak ada sanksi tegas dalam mengatasinya, hanya teguran dari pihak kepala
sekolah yang membuat mereka tidak jera dan berpeluang untuk mengulanginya lagi.
Selain itu juga tidak jarang siswa yang memakai seragam sekolah dengan lengkap,
tidak melaksanakan piket kelas, dan tidak masuk sekolah tanpa ijin. Dalam
proses kegiatan belajar mengajar pun terkadang ada siswa yang tidak mematuhi
perintah guru, seperti tidak mengerjakan tugas, tidur di dalam kelas, tidak
memperhatikan penjelasan guru, dan lain sebagainya. Penguatan disiplin dalam
dilakukan dengan melakukan sebuah penerapan latihan mental. Adapun penerapan
latihan mental ini didasarkan pada suatu teori disiplin mental yang
berpandangan bahwa pada otak atau pikiran (mind), yang diangankan sebagai benda
nonfisik, terbaring tidak aktif (dorman) hingga ia dilatih. Kecakapan pikiran
atau otak seperti ingatan, kemauan, akal budi (reason), dan ketekunan
(perseverance), merupakan "otot-ototnya" pikiran atau otak tadi.
Seperti halnya otot-otot fisiologis yang bisa kuat jika dilatih secara bertahap
dan terus menerus serta dengan porsi yang memadai, maka otot-otot pikiran atau
otak pun demikian halnya. Ia bisa kuat dalam arti lebih tinggi kemampuannya
jika dilatih secara bertahap sehingga Pengaruh Disiplin dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa SMA N 1 MUARA PAYANG. Dalam teori disiplin
mental, belajar atau perubahan perilaku ke arah yang berkualitas diartikan
sebagai pemerkuatan (strengthening), atau pendisiplinan kecakapan berpikir,
yang pada akhirnya menghasilkan perilaku
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar
belakang di atas, masalah yang diteliti dalam studi
ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1. Bagaimana motivasi
siswa kelas VII dalam mengikuti kegiatan pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG?
2. Bagaimana
kedisiplinan belajar siswa di SMA N 1 MUARA PAYANG ?
3. Apakah ada korelasi
motivasi siswa/siswi dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan
belajar siswa SMA N 1 MUARA PAYANG ?
C.
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan pokok
permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis capai dalam penelitian ini
adalah:
a. Untuk memperoleh
data empirik di lapangan tentang motivasi siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG dalam
mengikuti kegiatan pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG
b. Untuk memperoleh
data empirik di lapangan tentang kedisiplinan belajar di SMA N 1 MUARA PAYANG.
c. Untuk memperoleh
data empirik di lapangan tentang korelasi antara motivasi siswa dalam mengikuti
kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG.
D.MANFAAT
PENELITIAN
Hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai korelasi
antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan
belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG.
Dari informasi tersebut
kiranya dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis yaitu
:Secara teoritis, diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan siswa/siswi
SMA N 1 MUARA PAYANG secara umum, dapat menambah khasanah keilmuan khususnya
dalam dunia kepramukaan. Dan Secara praktis, apabila ternyata ada korelasi
antara motivasi siswa/siswi dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan
belajar siswa/siswi di SMA N 1 MUARA PAYANG.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
Motivasi
1.
Pengertian Motivasi
Kata motivasi berasal
dari kata motif yang berarti daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan
di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Pengertian lain, seperti
dikemukakan oleh Atkinson yang dikutip oleh Abdul Rahman Abror menjelaskan,
“Motivation refers to the factors that energize and direct behavior”, yaitu
motivasi mengacu kepada faktor-faktor yang menggerakkan dan mengarahkan tingkah
laku. Sedangkan motivasi menurut Sumadi Suryabrata yang dikutip oleh Djaali
adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan
aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan. Sementara itu Gates dan
kawan-kawan mengemukakan bahwa motivasi adalah suatu kondisi fisiologis dan
psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan
cara tertentu. Adapun Greenberg menyebutkan bahwa motivasi adalah proses
membangkitkan mengarahkan dan memantapkan perilaku arah suatu tujuan.
2.
Macam-Macam Motivasi
Sebagaimana telah
dikatakan bahwa motif-motif yang ada pada setiap orang dalam melakukan suatu
kegiatan dapat berbeda satu sama lain. Selain itu, dalam melakukan suatu
kegiatan, seorang bisa saja mempunyai motif lebih dari satu jenis. Jenis
motivasi dalam belajar dibedakan dalam dua jenis yaitu :
a. Motivasi intrinsik
Yang dimaksud dengan
motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca,
tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari
buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan
yang dilakukannya, maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah
ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Itulah sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajarnya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik
adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh
terhadap kemauan untuk belajar.
Beberapa bentuk
motivasi belajar ekstrinsik menurut Winkel diantaranya adalah ;
(1) Belajar demi
memenuhi kewajiban,
(2) Belajar demi
menghindari hukuman yang diancam,
(3) Belajar demi memperoleh
hadiah material yang disajikan,
(4) Belajar demi meningkatkan
gengsi,
(5) Belajar demi
memperoleh pujian dari orang yang penting seperti orangtua dan guru, (
6) Belajar demi
tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi memenuhi persyaratan
kenaikan pangkat atau
golongan administratif.
3.
Fungsi Motivasi
Pembelajaran akan
berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu,
menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu tugas dan tanggung
jawab guru. Guru yang baik dalam mengajar selamanya akan berusaha mendorong
siswa untuk beraktivitas mencapai tujuan pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut
ada tiga fungsi motivasi :
1. Mendorong manusia
untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan
dikerjakan.
2. Menentukan arah
perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi
dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya.
3. Menyeleksi
perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dijalankan yang
serasi guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang
tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam
pertandingan, tak akan menghabiskan waktunya bermain kartu, sebab tidak serasi
dengan tujuan.
4..
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi motivasi antara lain :
a. Cita-cita atau
aspirasi siswa
Timbulnya cita-cita
dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan, bahasa, dan nilai-nilai
kehidupan. Timbulnya cita-cita juga dibarengi oleh perkembangan kepribadian.
Dari segi emansipasi kemandirian, keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar
kemauan dan semangat belajar. Dari segi pembelajaran, penguatan dengan hadiah
atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian
kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik
maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan
aktualisasi diri.
b. Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak
perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Keinginan membaca
perlu dibarengi dengan kemampuan mengenal atau mengucapkan bunyi-bunyi huruf. Secara
ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk
melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
c. Kondisi siswa
Kondisi siswa yang
meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang
siswa yang sedang sakit, lapar atau marah-marah akan mengganggu perhatian
belajar. Sebaliknya, seseorang siswa yang sehat, kenyang dan gembira akan mudah
memusatkan perhatian.
d. Kondisi lingkungan
siswa
Lingkungan siswa dapat
berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan
kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan
sekitar. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah maka semangat
dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e. Unsur-unsur dinamis
dalam belajar dan pembelajaran
Siswa memiliki
perasaan, perhatian, kemauan, ingatan dan pikiran yang mengalami perubahan
berkat pengalaman hidup. Pembelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan
yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang
bagus bagi pembelajaran.
f. Upaya guru dalam
membelajarkan siswa
Upaya guru
membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah.
Upaya pembelajaran di
sekolah meliputi hal-hal berikut ;
(a) menyelenggarakan
tertib belajar di sekolah,
(b) membina disiplin belajar
dalam tiap kesempatan, seperti pemanfaatan waktu dan
pemeliharaan fasilitas
sekolah,
(c) membina belajar
tertib pergaulan, dan
(d) membina belajar tertib
lingkungan sekolah. Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan
luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga,
lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda yang lain.
B.
Kegiatan Pramuka
1.
Pengertian Pramuka
Gerakan pramuka yaitu
Gerakan Kepanduan Praja Muda Karana, yang mana lembaga pendidikan kaum muda
yang didukung oleh orang dewasa. Gerakan pramuka menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda dengan bimbingan orang dewasa.Gerakan
Pramuka adalah nama organisasi pendidikan luar sekolah yang menggunakan Prinsip
Dasar Kepramukaan. Organisasi masyarakat ini dinamai gerakan, karena bermaksud mempersiapkan
generasi muda Indonesia ini menjadi penggerak-penggerak pembaharuan dan
pembangunan negara-bangsa melalui pendidikan luar sekolah. Para penggerak
adalah manusia-manusia yang berketetapan hati untuk melaksanakan
pembaharuan-pembaharuan negara bangsa terus-menerus, yakni para anggota gerakan
pramuka, baik anggota muda peserta didik maupun anggota orang dewasa. Sedangkan
kepramukaan merupakan proses pendidikan luar lingkungan sekolah dan di luar
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah,
praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi
pekerti luhur.
2.
Sejarah Kepramukaan
Berbicara tentang
sejarah gerakan pramuka kita tidak bisa lepas dari riwayat hidup pendiri Pandu
sedunia, yaitu Lord Robert Baden Powell dari Inggris. Baden Powell lahir pada
tanggal 22 Februari 1857 di London.
Nama sebenarnya adalah
Robert Stephenson Smyth. Ayahnya seorang Profesor Geometry di Universitas
Oxford, bernama Baden Powell. Ayahnya meninggal ketika Stephenson masih
kecil.43 Pada awal tahun 1908 Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya
sebagai bungkus acara latihan kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya
itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting for Boys.” Buku ini cepat tersebar
di Inggris, bahkan ke Negaranegara lainnya dimana-mana berdirilah organisasi
kepramukaan, yang semula untuk anak laki-laki seusia penggalang yang disebut
Boy Scout. Kemudian disusul organisasi kepramukaan putri yang diberi nama Girl Guides
atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, yang kemudian diteruskan oleh
Ny. Baden Powell. Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka seusia siaga, yang
disebut Cub (anak srigala) dengan buku The Jungle Book. Kemudian tahun 1918 Baden
Powell membentuk Rover Scout (pramuka usia penegak). Dan pada tahun 1920
dilaksanakan Jambore Sedunia, di arena Olympia, London. Baden Powell telah
mengundang pramuka dari 27 negara, dan pada saat itu dia diangkat sebagai Bapak
Pandu Sedunia (Chief Scout of The World).
Adapun sejarah pramuka
di Indonesia, setelah Indonesia merdeka, organisasi kepanduan dibubarkan dan
dihimpun dalam satu wadah yaitu Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan di dalam wilayah Republik Indonesia. Menjelang tahun 1961
gerakan kepanduan di Indonesia mulai terpecah belah menjadi 100 organisasi kepanduan.
Meskipun telah ada federasi kepanduan putera dan puteri masih sangat
memungkinkan adanya perpecahan dalam perkembangan kepanduan saat itu. Akhirnya
federasi-federasi kepanduan tersebutUntuk menyelamatkan Gerakan Kepanduan di
Indonesia dari cengkeraman pihak komunis, maka pemerintah mengeluarkan surat Keputusan
Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 yang
ditandatangani oleh Ir. H. Djuanda sebagai Pj. Presiden RI.
Dengan adanya Kepres
tersebut perkembangan gerakan pramuka maju pesat dan memperoleh tanggapan yang
positif dari masyarakat. Mengingat bahwa kurang lebih 80 % penduduk Indonesia
tinggal di desa dan dari mereka 70 % adalah petani, maka Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka pada tahun 1961 menganjurkan supaya para anggota turut aktif dalam
penyelenggaraan kegiatan pembangunan di lingkungan desa. Pelaksanaan anjuran
itu telah dicanangkan di DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selanjutnya
pemimpin-pemimpin dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi
bersama, yaitu tentang pembentukan satuan karya Pramuka Taruna Bumi yang
diselenggarakan khusus untuk partisipasi Pramuka di bidang pembangunan
masyarakat desa secara nyata.
3.
Sifat, Fungsi dan Tujuan Pramuka
a. Sifat kepramukaan
1) Nasional, berarti
bahwa kepramukaan untuk kepentingan nasional atau bangsa.
2) Internasional,
berarti bahwa kepramukaan dikembangkan rasa bersaudara dengan sesama pramuka di
dunia, dengan sasaran akhir tercapainya perdamaian dunia.
3) Universal, berarti
bahwa semua organisasi pramuka di dunia menggunakan prinsip dasar kepramukaan
dan metode kepramukaan, yang merupakan ciri khasnya.
b. Fungsi kepramukaan
1) Bagi peserta didik,
sebagai permainan (game) yang menarik, menyenangkan, dan menantang.
2) Bagi pembinaan
pramuka atau anggota pramuka dewasa, sebagai pengabdian (karya bakti).
3) Bagi masyarakat,
sebagai alat pembinaan dan pengembangan generasi muda.
c. Tujuan kepramukaan
Tujuan gerakan pramuka
adalah terwujudnya kaum muda Indonesia yang dipersiapkan menjadi :
1) Manusia yang
berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan dan
keterampilannya serta sehat jasmaninya.
2) Warga Negara yang
berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun
dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan
bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan baik tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
4.
Prinsip Dasar Metodik Pendidikan Pramuka
Prinsip dasar metodik
pendidikan pramuka adalah :
a. Iman dan takwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Peduli terhadap
bangsa, negara, sesama manusia dan alam serta isinya.
c. Peduli terhadap diri
sendiri.
d. Taat kepada kode
kehormatan pramuka.
5. Macam-Macam Kegiatan
Pramuka
a. Baris-berbaris
Baris-berbaris
merupakan latihan gerak dasar yang mewujudkan penanaman :
(1) Disiplin
(2) Rasa persatuan
(3) Rasa keindahan
Manfaat adanya barisan
antara lain :
(1) Pengawasan dan
penertiban para anggota.
(2) Pembagian jatah
secara merata.
(3) Memudahkan
menghitung jumlah anggota.
Aba-aba dalam
baris-berbaris ada tiga macam, yaitu :
(1) Aba-aba petunjuk.
(2) Aba-aba peringatan.
(3) Aba-aba
pelaksanaan.
b. Perkemahan
Bagi gerakan pramuka,
perkemahan merupakan tempat pendidikan. Di sanalah para Pembina dapat mengenal
betul-betul dan dapat menilai keadaan anak didiknya.
Ada bermacam-macam
perkemahan ditinjau dari :
1. Tujuan dan sarana
yang ingin dicapai dibedakan antara lain :
(a) Perkemahan Bhakti
(b) Perkemahan Ilmiah
(c) Perkemahan Rekreasi
(d) Perkemahan
Pendidikan
(e) Perkemahan mengenal
daerah lain.
2. Lamanya waktu yang
digunakan, dibedakan antara lain :
(a) Perkemahan sehari
(b) Perkemahan tetap
(beberapa hari berkemah menetap di suatu tempat)
(c) Perkemahan
berpindah-pindah
(d) Perkemahan sabtu
atau minggu (Persami).
Jika akan merencanakan
perkemahan maka yang perlu diperhatikan adalah perencanaan yang matang. Baik
itu sasaran, keadaan medan, mental dan fisik peserta, biaya untuk bahan makanan,
waktu kemah. Dan yang tak kalah penting dalam perkemahan ini adalah agar
peserta perkemahan ini nantinya dapat memiliki beberapa keterampilan yang
pernah diajarkan.
c. Api unggun
Api unggun merupakan
peninggalan nenek moyang kita. Arena api unggun dipakai sebagai tempat
bermusyawarah, menghakimi pelanggaran, memasak, bergembira, dan banyak lagi
yang lainnya.
Tujuan adanya api
unggun adalah mendidik anggota pramuka menjadi anak yang berani dan percaya
pada diri sendiri. Sedangkan fungsi api unggun yaitu :
(1) Secara resmi : api
unggun untuk upacara, misalnya : pelantikan.
(2) Api unggun biasa :
untuk keperluan rekreasi, suasana riang gembira dan bersuka ria.
Nilai pendidikan dari
api unggun ialah :
(1) Mempererat
persaudaraan.
(2) Memupuk kerjasama.
(3) Menambah rasa
keberanian dan kepercayaan pada diri sendiri.
(4) Mengembangkan
bakat.
(5) Membuat suasana
kegembiraan dan kebebasan.
(6) Memupuk disiplin
bagi pelaku dan penonton.51
C.
Kedisiplinan Belajar Siswa
1.
Pengertian Kedisiplinan Belajar Siswa
Kedisiplinan berasal
dari kata disiplin yang dari bahasa latin discipulus, yang berarti
“pembelajar”, dengan demikian kedisiplinan lebih difokuskan pada pengajaran.
Menurut Hasan Langgulung
berpendapat bahwa kedisiplinan itu adalah proses pelajaran. Sebagai suatu
proses pelajaran, maka ia tunduk pada hokum undang-undang yang berlaku pada
prose situ. Diantara syarat- syarat berlakunya pelajaran ialah adanya
rangsangan (stimulus), adanya partisipasi aktif dari pihak pelajar, dan adanya
peneguhan (reinforcement) baik positif kalau pelajar itu mau dihilangkan atau
dilemahkan.Sedangkan menurut Ing Wardiman Djojonegoro kedisiplinan adalah :
“Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui prosedur serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, dan ketertiban.
Adapun menurut Henry C. Lindgren dalam bukunya yang berjudul Educational
Psychology in The Classroom, arti kedisiplinan adalah sebagai berikut :
“Discipline is that of control by enforcing obedience or orderly conduct.
Dalam hubungannya
dengan pengertian kedisiplinan, penulis kemukakan ayat dalam Al Qur’an yaitu
surat Al-Ashr ayat 1-3, yang artinya sebagai berikut :
“Demi masa.
Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Dari ayat tersebut di
atas jelas bahwa kita dituntut untuk bersikap disiplin dalam hal ini mengenai
penggunaan waktu sebagai salah satu indikasi dari pada sifat kedisiplinan itu
sendiri, agar kelak di kemudian hari kita tidak termasuk orang-orang yang
merugi.
Kedisiplinan adalah
suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian
perilaku yang menunjukkan nilai – nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,
keteraturan dan ketertiban. Kedisiplinan dalam proses pendidikan sangat
diperlukan karena bukan hanya untuk menjaga kondisi suasana belajar dan
mengajar berjalan dengan lancar, tetapi juga untuk menciptakan pribadi yang
kuat bagi setiap siswa. Dari pengertian tersebut, kedisiplinan siswa dapat
dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang
berkaitan dengan jam belajar di sekolah, yang meliputi jam masuk sekolah dan keluar
sekolah, kepatuhan siswa dalam berpakaian, kepatuhan siswa dalam mengikuti
kegiatan sekolah, dan lain sebagainya. Semua aktifitas siswa yang dilihat
kepatuhannya adalah berkaitan dengan aktifitas pendidikan di sekolah, yang juga
dikaitkan dengan kehidupan di lingkungan luar sekolah. Disiplin merupakan kata
kunci yang sarat dengan upaya sekolah untuk menegakan segala ketentuan yang
telah digariskan dan diwujudkannya dapat dikenali dalam bentuk tatatertib dan
aturan-aturan yang harus dijalankan selama di sekolah.
Ditinjau dari
aspek-aspek yang terkandung di dalamnya, disiplin sekolah meliputi :
1. Ketertiban belajar
2. Ketepatan
penyelesaian tugas
3. Belajar beberapa jam
setiap hari
4. Kerapian dalam
berpakaian
5. Kejujuran dalam
bertindak
6. Penggunaan waktu
dengan efisien
7. Menyimak dengan
sungguh-sungguh setiap pelajaran
8. Hubungan dengan
masyarakat di sekeliling lingkungan sekolah dan
masyarakat luas.
Jika penerapan
kedisiplinan dilakukan secara tepat dalam proses pembelajaran di sekolah
menghasilkan nilai yang positif pada anak didik, tetapi jika penerapannya
sebaliknya maka tata tertib akan dianggapmembunuh kemampuan dan kreativitas
anak didik dari penerapan kedisiplinan yang menjurus pada pengenaan sanksi atau
hukuman baik dengan kata-kata atau dengan kekuatan fisik.
Dengan demikian
kedisiplinan belajar siswa adalah ketaatan dan kesadaran siswa dalam
menjalankan kegiatan sebagai berikut :
1. Ketepatan siswa
hadir di kelas
Semua perbuatan
memerluka disiplin waktu, lebih-lebih tugas pokok. Misalnya : masuk sekolah
harus tepat waktu.
2. Teratur dalam
belajar
Jika pelajaran sedang
berlangsung sebaiknya digunakan untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang
penting untuk dipelajari. Dirumah siswa memanfaatkan waktu lebih kurang 2 jam
untuk belajar agar pelajaran yang baru saja disampaikan oleh guru tidak lupa,
selain itu siswa mempersiapkan buku-buku pelajaran yang akan dibahas besok
harinya.
3. Menyimak dengan
sungguh-sungguh setiap pelajaran
Pada saat proses kegiatan
belajar mengajar berlangsung siswa diharapkan dapat memperhatikan dan menyimak
dengan sungguhsungguh setiap materi yang disampaikan oleh guru agar materi
tersebut dapat dipahami oleh siswa.
4. Kepatuhan siswa
dalam mengikuti pelajaran
Siswa harus mematuhi
segala apa yang diperintahkan oleh guru, misalnya perintah untuk mengerjakan
tugas. Tugas yang diberikan oleh guru kepada siswa bertujuan untuk melatih
siswa agar terampil mengerjakan soal-soal mata pelajaran yang pada akhirnya
siswa dapat mengerjakan setiap soal ulangan denga baik. Semua tugas yang diberikan
oleh guru bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, maka siswa
diharapkan mengerjakan tugas dengan sebaikbaiknya. Dengan demikian, dari
beberapa definisi tentang kedisiplinan di atas, dapat diambil pengertian
kedisiplinan merupakan pola tingkah laku yang selalu mengikuti peraturan yang
ditetapkan sebelumnya tata tertib, norma dan sebagainya, baik yang dibuat
sendiri, keluarga, masyarakat atau sekolah.
Sementara itu,
pengertian “belajar” menurut para ahli, diantaranya adalah: Thursan Hakim
mendefinisikan belajar adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia dan
perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas
tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan,
pemahaman, keterampilan, daya pikir dan lain-lain kemampuan.
Slameto mengartikan
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
2.
Dasar Kedisiplinan Belajar Siswa
Disiplin merupakan
kunci sukses, karena dengan disiplin orang bisa berbuat sesuatu, menyelesaikan
suatu pekerjaan dan akan membawa hasil sesuai yang diinginkan. Melalui
disiplinlah orang dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima
masyarakat, dan sebagai hasilnya diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin
perlu untuk perkembangan anak, karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu,
diantaranya disiplin akan memberi rasa aman dengan memberitahukan apa yang
boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan, disiplin yang sesuai dengan
perkembangan berfungsi sebagai motivasi, disiplin membantu anak mengembangkan
hati nurani pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Dengan
demikian disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial
anak.
Ajaran Islam sangat
menganjurkan pemeluknya untuk menerapkan disiplin dalam berbagai aspek baik
dalam beribadah, belajar dan kehidupan lainnya. Perintah untuk berlaku disiplin
secara implisit termaktub dalam firman Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 103
yang artinya :
“Maka apabila kamu
telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
Dalam surat An-Nisa’
ayat 59 juga disebutkan yang artinya sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang
beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia
kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman
kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik
akibatnya.”
Kedisiplinan hal ini
dikaitkan dengan belajar, sebab yang baik adalah belajar yang disertai dengan
sikap disiplin yakni anak dapat membagi waktu sesuai proporsinya dan menepati
apa yang telah dijadwalkannya secara terus menerus. Dengan disiplin yang kuat,
itulah orang yang pada dirinya akan tumbuh sikap iman yang kuat pula. Dan orang
yang beriman, adalah orang yang pada dirinya akan tumbuh sifat yang teguh dalam
berprinsip, tekun dalam usaha dan pantang menyerah dalam kebenaran. Disiplin
adalah kunci kebahagiaan, biasa dengan disiplin, ketenangan hidup akan
tercapai.
3.
Tujuan Kedisiplinan Belajar Siswa
Menanamkan kedisiplinan
biasanya menjadi tujuan pokok dalam membina anak. Tujuan utamanya adalah
membuat kedisiplinan dengan memberikan pola tingkah laku yang baik dan benar
juga untuk mengembangkan kontrol dan arah, misalnya berbuat sesuatu tanpa harus
diarahkan oleh orang lain. (kontrol eksternal). Kontrol eksternal adalah sikap
terbentuk dalam diri seseorang berupa norma-norma, ukuran atau aturan-aturan.
Orangtua secara terus-menerus wajib menanamkan dan mengembangkan sikap ini.
Sedangkan tujuan
kedisiplinan belajar jangka pendek adalah membuat anak didik terlatih dan
terkontrol dengan mengajarkan kepada mereka bentuk – bentuk tingkah laku yang
pantas dan tidak pantas atau masih asing bagi mereka. Sedangkan tujuan jangka
panjangnya adalah agar terbentuk kematangan tingkah laku.Tumbuhnya sikap
kedisiplinan bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika.
Kedisiplinan pada diri seseorang tidak dapat tumbuh tanpa adanya intervensi
dari pendidik, dan itupun dilakukan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
Untuk kepentingan tersebut, dalam rangka mendisiplinkan peserta didik guru
harus mampu menjadi pembimbing, contoh atau teladan, pengawas, dan pengendali
seluruh perilaku peserta didik.
Berpijak dari berbagai
tujuan yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan kedisiplinan
belajar adalah agar membuat siswa terlatih dan terkontrol dalam belajar
sehingga ia memiliki kecakapan cara belajar yang baik. Selain itu juga
merupakan proses pembentukan perilaku yang baik sehingga ia mencapai suatu
pribadi yang luhur, yang tercermin dalam kesesuaian perilaku dengan norma-norma
atau aturan-aturan belajar yang ditetapkan secara kemampuan untuk mengontrol
dan mengendalikan diri sendiri tanpa pengaruh dan pengendalian dari luar.
4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kedisiplinan Belajar Siswa
Pembentukan sikap
disiplin buka merupakan suatu yang terjadi secara spontan atau otomatis pada
diri seseorang, melainkan sikap tersebut terbentuk atas dasar beberapa faktor
yang mempengaruhinya dan pembentukan ini melalui beberapa proses secara
bertahap. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi sikap kedisiplinan belajar
adalah :
a. Faktor Intern
Yaitu faktor yang
terdapat dalam diri orang yang bersangkutan, factor-faktor tersebut meliputi :
1) Faktor Pembawaan
Menurut aliran nativisme
bahwa nasib anak itu sebagian besar berpusat pada pembawaannya sebagai pengaruh
lingkungan hidupnya sedikit saja. Baik buruknya perkembangan anak sepenuhnya
bergantung pada pembawaannya.
2) Faktor Kesadaran
Kesadaran adalah hati
yang telah terbuka atas pikiran yang telah terbuka tentang apa yang telah
dikerjakan.Disiplin yang mantap pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari
hasil kesadaran manusia. Sebaliknya disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran
hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama,
atau disiplin yang statis, tidak hidup.
Berdasarkan pernyataan
tersebut menunjukkan jika seseorang memiliki kesadaran atau pikirannya lebih
terbuka untuk melaksanakan disiplin maka ia pun akan melakukan.
3) Faktor Minat
Minat adalah suatu
perangkat manfaat yang terdiri dari kombinasi, perpaduan dan campuran dari
perasaan-perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut,
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran
tertentu. Dalam berdisiplin minat sangat berpengaruh untuk meningkatkan
keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat seseorang dalam berdisiplin
sangat kuat maka dengan sendirinya ia akan berperilaku disiplin tanpa menunggu
dorongan dari luar.
4) Faktor Pengaruh Pola
Pikir
Ahmad Amin dalam
bukunya “Etika” mengatakan bahwa ahli ilmu jiwa menetapkan bahwa pikiran itu
tentu mendahului perbuatan-perbuatan, maka perbuatan berkehendak itu dapat
dilakukan setelah pikirannya. Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum
tertuang dalam perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau
keinginan. Jika orang mulai berfikir akan pentingnya disiplin maka akan
melakukannya.
b. Faktor Ekstern
Yang dimaksud faktor
ekstern kedisiplinan belajar adalah faktor yang ada di luar individu yang
bersangkutan. Antara lain :
1) Faktor keluarga
Keluarga merupakan
suatu unit sosial yang terdiri dari seorang suami dan seorang istri. Dan ketika
kedua seorang suami istri tersebut dikaruniai anak maka anak-anak menjadi unsur
utama ketiga pada keluarga. Keluarga, dimana anak diasuh dan dibesarkan
berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkat pendidikan
orang tua dalam mendidik anak besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani
anak terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.
Jadi disiplin muncul
dari hubungan keseluruhan antara orangtua dan anak-anak, cara pengelolaan rumah
tangga, dan nilainilai yang paling orangtua tekankan. Disiplin juga memerlukan komitmen,
usaha, dan perhatian orangtua. Disiplin adalah cara orangtua menyampaikan
kepedulian kepada anak-anak.80 Kebiasaan yang ditanamkan oleh orang tua dan
orang-orang dewasa di dalam lingkungan keluarga, akan terbawa oleh anak dan sekaligus
akan memberikan warna terhadap perilaku kedisiplinannya kelak. Dalam hal ini
termasuk di dalamnya pembentukan sikap kedisiplinan anak dalam belajar. Siswa
yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga. Sesuai hadits Nabi Muhammad SAW yang artinya :
“Dari Abi Hurairah ra.
berkata: Rasulullah saw bersabda. Setiap anak yang dilahirkan atas dasar
fitrah, maka ibu bapaknyalah yang menasranikan atau menyahudian atau
memajusikan.” (HR. Bukhori Muslim)
2) Faktor lingkungan
sekolah
Dalam pendidikan,
mendisiplinkan peserta didik harus dimulai dengan pribadi guru yang disiplin,
arif, dan beribawa. Dalam hal ini disiplin harus ditujukan untuk membantu
peserta didik menemukan diri, mengatasi, mencegah timbulnya masalah disiplin,
dan berusaha menciptakan situasi yang menyenangkan bagi kegiatan pembelajaran,
sehingga mereka mentaati segala peraturan yang telah ditetapkan. Dalam
menanamkan disiplin, guru bertanggung jawab mengarahkan, dan berbuat baik,
menjadi contoh, sabar, dan penuh pengertian. Guru harus mampu mendisiplinkan
peserta didik dengan kasih sayang, terutama disiplin diri (self discipline).
Suatu hal yang sangat
esensial dalam semangat disiplin yaitu hormat dan patuh pada peraturan. Di satu
sisi seorang anak didik harus belajar mematuhi aturan, belajar melaksanakan apa
yang menjadi tugasnya, karena ia wajib berbuat demikian. Pembiasaan seperti ini
yang tidak dipenuhi secara lengkap dalam keluarga dan harus dibebankan pada
lembaga lain, yaitu sekolah. Ketika peraturan-peraturan di sekolah dapat
dilaksanakan dengan sebaikbaiknya dan dikenakan sanksi bagi yang melanggarnya,
niscaya akan terbinalah sikap disiplin pada diri anak didik.
3) Faktor lingkungan
masyarakat
Lingkungan masyarakat
ialah semua orang (manusia lain) yang mempengaruhi kita.84 Setiap masyarakat
mempunyai kebudayaan dan juga memiliki norma atau aturan yang mengatur kepentingan
anggota masyarakatnya agar terpelihara ketertibannya. Dari sinilah terlihat
bahwa tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh lingkungan masyarakatnya,
termasuk di dalamnya pembentukan sikap disiplin. Dari uraian di atas jelaslah
bahwa kedisiplinan dalam belajar hendaknya dimiliki oleh setiap pelajar, yang
akhirnya nanti dapat menjadi kebiasaan dalam setiap aktivitasnya. Apabila cara
belajar yang disiplin itu sudah menjadi kebiasaan, maka terbentuklah semangat
belajar dalam diri siswa. Dalam kewajiban belajar bukan lagi menjadi beban
melainkan sudah dianggap sebagai kebutuhan hidupnya.
D.
Hubungan Motivasi Siswa Dalam Mengikuti Kegiatan Pramuka Dengan Kedisiplinan
Belajar Siswa
Pendidikan kepramukaan
merupakan pendidikan non formal yang dilaksanakan diluar lingkungan sekolah dan
di luar lingkungan keluarga dan berperan sebagai suplemen terhadap pendidikan
formal dalam melahirkan generasi yang disiplin dan bertanggung jawab pada masa
depan. Untuk mencapai maksud tersebut dilaksanakan kegiatan kepramukaan, yaitu
kegiatan yang menantang (menampilkan kesulitan, menstimulasi kreativitas dan memberikan
pengalaman yang baru, menarik (orisinal sehingga dapat membangkitkan minat dan
keinginan untuk berpartisipasi), menyenangkan bagi kaum muda serta dilaksanakan
di alam terbuka dengan menerapkan prinsip dasar kepramukaan.
Dalam meningkatkan
motivasi siswa tidak hanya dibutuhkan rangsangan atau dorongan dari dalam diri
siswa saja, tetapi juga sangat dibutuhkan rangsangan dari luar. Oleh karena itu
guru memainkan peranan yang sangat penting dalam menumbuhkan motivasi siswa.
Khususnya motivasi dalam mengikuti kegiatan pramuka. Dengan tujuan agar dapat meningkatkan
kedisiplinan siswa dalam belajar. Dalam kegiatan pramuka tersebut siswa dididik
dan dilatih untuk selalu disiplin. Karena dalam pramuka terdapat kegiatan yang
mencerminkan sikap kedisiplinan. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan
dapat tercermin pula sikap disiplin siswa dalam belajar. Jadi antara motivasi
siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa sangat
berhubungan. Karena semakin tinggi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pramuka, maka akan semakin tinggi pula kedisiplinan belajar siswa.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan yang
penulis kemukakan bahwa skripsi ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1.
Motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan
pramuka di SMA N 1 MUARA PAYANG dikategorikan cukup karena hasil nilai
rata-rata dari angket mencapai 47,74 pada interval 41- 48.
2.
Kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1
MUARA PAYANG dikategorikan cukup baik karena dari hasil nilai rata-rata 43,96
pada interval 40 – 45.
3.
Setelah diketahui rata-rata dari
masing-masing variabel maka langkah selanjutnya uji hipotesis dengan rumus
korelasi product moment, dari analisis tersebut dapat diketahui ada hubungan
positif antara motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pramuka dengan
kedisiplinan belajar siswa/siswi SMA N 1 MUARA PAYANG. Hal ini ditunjukkan dari
uji rxy = 0,413 dengan ditunjukkan hasil perhitungan tabel pada taraf
signifikan 5 % sedangkan ro = 0,413 dan rt = 0,294. Sedangkan pada tabel
signifikan 1 % menghasilkan ro = 0,413 dan rt = 0,380. Berarti Ho diterima dan
Ha ditolak. Artinya ada hubungan positif antara motivasi siswa/siswi dalam
mengikuti kegiatan pramuka dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VII di MTs
Negeri Kendal Tahun Pelajaran 2010/2011.
B.
Saran
Untuk mewujudkan
kehidupan dan masa depan para remaja, kita sebagai generasi penerus bangsa yang
akan menerima tongkat estafet kepemimpinan di masa yang akan dating agar
menjadi manusia yang berdisiplin, khususnya dalam belajar. Hal tersebut
berkaitan dengan pembahasan skripsi ini, maka penulis akan menyampaikan
saran-saran yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi keluarga besar di SMA N 1
MUARA PAYANG sebagai berikut :
1. Untuk Para Siswa/siswi
a. Kegiatan pramuka
hendaknya jangan dijadikan media hiburan saja tetapi juga sebagai media
pendidikan dan informasi. Melalui kegiatan kepramukaan kita dapat mengambil
banyak hal yang bermanfaat untuk diri kita, terutama dalam menumbuhkan jiwa
yang disiplin. Dari pramuka kita dapat menambah wawasan dan memperluas cakrawala
berfikir kita. Oleh karena itu para siswa diharapkan dapat meningkatkan
motivasinya dalam mengikuti kegiatan pramuka tersebut.
b. Para siswa dapat
menjadikan belajar sebagai kebutuhan tanpa harus dipantau terus oleh orang tua,
namun dengan kesadaran sendiri menggunakan waktu untuk belajar agar prestasinya
dapat terus meningkat. Selain itu para siswa juga diharapkan untuk selalu mematuhi
tata tertib yang ada di sekolah, agar dapat tercipta tatanan sekolah yang
disiplin dan teratur sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Untuk Para Orang tua
a. Remaja meskipun
bukan anak-anak tetapi mereka juga belum bisa dikatakan dewasa. Mereka masih
membutuhkan pendamping orang tua dalam rangka mencari jati dirinya. Oleh karena
itu orang tua perlu terus mendorong anak-anaknya agar aktif mengikuti kegiatan kepramukaan
yang diselenggarakan oleh SMA N 1 MUARA PAYANG.
b. Para orang tua
hendaknya memperhatikan kedisiplinan belajar anakanaknya, dengan cara
memberikan perhatian terpusat dalam menggunakan waktu untuk belajar serta
perhatian mendayagunakan kesadaran yakni yang membangun kesadaran anak akan
pentingnya belajar sebagai sebuah kebutuhan.
3. Untuk Penyelenggara
Kegiatan Kepramukaan
Masa depan bangsa
terletak di tangan generasi muda dan tanggung jawab membentuk generasi muda
yang berakhlak mulia merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung
jawab orang tua dan guru saja, tetapi juga seluruh lapisan masyarakat. Gerakan
pramuka seyogyanya dapat memberikan pendidikan yang bersifat mendidik, karena
apapun kegiatan yang dilaksanakan sangat berpengaruh pada generasi muda yang masih
dalam keadaan labil secara psikologi. Kepramukaan sebagai media yang efektif
dalam mempengaruhi pola pikir, sikap dan perilaku siswa. Oleh karena itu
kegiatan pramuka hendaknya lebih banyak memberikan kegiatan yang berdampak
positif bagi para anggotanya.
C.
Penutup
Syukur Alhamdulillah,
penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi
ini. Dalam pembahasan skripsi ini, tentunya tidak luput dari kekurangan dan
ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan dan kurangnya
pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, saran dan kritik yang konstruktif,
sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan. Penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini, semoga amal baiknya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis
berharap, semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi diri penulis
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Amin.
DAFTAR
PUSTAKA
Abror, Abd. Rachman,
Psikologi Pendidikan Yogyakarta : PT Tiara Wacana
Yogya, 1993
Ali, Muhammad, Strategi
Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993
Amin, Ahmad, Etika
(Ilmu Akhlak), Jakarta : Bulan Bintang, 1975
Aptorina, Kedisiplinan
Penting dalam Proses Pendidikan,
http://syopian.net/blog/?p=623
Arikunto, Suharsimi,
Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi, Jakarta : PT
Rineka Cipta, 1993
_________________,
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006
Azwar, Azrul, Gerakan
Pramuka AD/ ART, Jakarta : Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka, 2009
Baharuddin dan Esa Nur
Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakrta :
AR-RUZZ MEDIA, 2010
Departemen Agama RI, Al
Qur’an dan Terjemahnya, Semarang : CV. Asy Syifa’,
t.th
Dimyati dan Mudjiono,
Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Rineka Cipta,
1999
Djaali, Psikologi
Pendidikan, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008
D. Soemarmo, Pedoman Pelaksanaan
Disiplin Nasional dan Tata Tertib Sekolah,
Jakarta : CV Murni
Daya, 1998
Dyah Amiyah Lindayani
dan Achmad Sapari, Panduan Gerakan Pramuka,
Surabaya : Penerbit
SIC, 2006
Elias, Maurice J,
Cara-cara Efektif Mengasah EQ Remaja : Mengasuh dengan
Cinta, Canda dan
Disiplin, Bandung : Kaifa, 2003
E. Mulyasa, Standar
Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung : PT Remaja
Itulah contoh Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI. SEMOGA BERMANFAAT.
Tag : Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI, Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI
0 Response to "Skripsi KEGIATAN PRAMUKA DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA/SISWI"
Post a Comment
Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)
TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA