Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Saat Ini dan Solusi Kenakalan Remaja
Pada 28 Oktober 1928 silam gelora para pemuda untuk memperjuangkan
kemerdekaan bangsa ini melalui Kongres Pemudanya sangat membara.
Berbagai kelompok pemuda dari seluruh penjuru nusantara hadir dalam
sebuah Kongres untuk menyuarakan aspirasi yang sama yaitu persatuan dan
kesatuan, mereka menginginkan perubahan dan terbebas dari cengkeraman
penjajahan bangsa Belanda. Sebagaimana kita ketahui bahwa Belanda
menjajah bangsa Indonesia selama 350 tahun dan dilanjutkan dengan Jepang
selama 3,5 tahun. Mungkin hal inilah yang membuat persatuan dan
kesatuan bangsa menjadi kuat, rasa kebersamaan karena hidup dalam tirani
penjajahan membuat daya juang yang begitu tinggi khususnya di kalangan
pemuda.
Saat ini bangsa Indonesia telah lebih dari 68 tahun merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan, tetapi semangat juang khususnya di kalangan pemuda terlihat semakin menurun. Arus globalisasi informasi yang meluncur deras masuk ke Indonesia bahkan telah memasuki setiap rumah tangga melalui perangkat komunikasi yang dimiliki oleh hampir setiap anggota keluarga rupanya telah merubah paradigma dalam sudut pandang kebangsaan. Saat ini bukan lagi para pejuang kemerdekaan dan pembela tanah air yang menjadi panutan, tapi para pemuda khususnya remaja lebih gandrung mengidolakan artis penyanyi korea. Mereka akan menjerit histeris saat pujaannya tampil dalam sebuah konser yang mereka lihat dengan harga tiket yang tidak murah, bahkan mereka rela antri berjam-jam demi mendapatkan sebuah tiket konser tersebut . Tapi ketika ditanya siapa itu bung Tomo sedikit sekali diantara mereka yang mengetahui sejarahnya.
Beberapa tahun yang lalu masih sering kita dengar kiprah pemuda melalui wadah seperti karang taruna, remaja masjid, bahkan organisasi sekaliber KNPI yang menjadi corong aspirasi para pemuda untuk menyampaikan pendapatnya. Saat ini gaung dari organisasi pemuda tersebut nyaris tak terdengar, jarang sekali acara-acara televisi yang menayangkan kreatifitas pemuda dalam hal-hal yang mendidik. Justru yang menjamur saat ini adalah acara hiburan dan entertainment, konser musik baik artis lokal maupun mancanegara yang jauh dari nilai-nilai edukasi tetapi hanya kesenangan dan hura-hura yang didapatkan. Belakangan malah kelakuan remaja sudah menjurus kepada hal-hal yang negatif seperti penggunaan narkoba, kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh remaja, tawuran pelajar, geng motor, bahkan yang sangat miris adalah sek bebas yang dipertontonkan melalui dunia maya. Bila hal ini tidak segera diantisipasi maka beberapa tahun kedepan kita akan kehilangan pemimpin bangsa yang berkualitas, akan ada lost generation yang akan membuat ketimpangan dalam perjalan sejarah bangsa ini.
Oleh karena itu dengan momen peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober kiranya bisa dijadikan tonggak untuk kembali membangkitkan rasa nasionalisme kebangsaan bagi para pemuda. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah yang lebih intensif khususnya dalam hal penyediaan wadah pembinaan bagi generasi muda, tentunya disamping wadah yang disediakan juga diperlukan sosialisasi kepada generasi muda agar sarana yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Memang untuk merubah sudut pandang generasi muda agar kembali memiliki rasa kebangsaan yang tinggi tidak bisa dilakukan secara drastis, pendekatan, sosialisasi dan sarana yang memadai diperlukan sebagai tahapan proses merubah paradigma ini. Contoh kasus bagi remaja yang hoby kebut-kebutan dan balapan liar di jalan raya yang tentu saja hal ini dapat membahayakan dirinya dan orang lain dapat disalurkan melalui pembinaan olah raga balap motor yang difasilitasi dengan baik disamping sosialisai mengenai bahaya balap liar di jalan raya. Hidupkan kembali wadah karang taruna yang sudah mulai hilang, hal ini sangat efektif karena organisasi tersebut berada pada tingkat RW yang sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Disamping pembinaan secara eksternal melalui wadah-wadah organisasi yang dilakukan pemerintah, diperlukan juga pembinaan secara internal dalam rumah tangga. Peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya sangat membawa pengaruh pada prilaku anak, penanaman pendidikan agama juga dapat membentengi sang anak dari hal-hal yang akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran. Dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik maka remaja dapat memfilter mana hal yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan, sehingga dengan sendirinya mereka akan tumbuh dan berkembang pada jalur yang positif. Disamping itu peran serta masyarakan dalam menjaga kondisi yang aman dan kondusif sebagai sarana berkreatifitas para remaja juga sangat dibutuhkan.
Akhirnya dengan Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober ini kiranya dapat menumbuhkan kembali rasa patriotisme dan kebangsaan yang tinggi di kalangan pemuda melalui wadah positif yang didukung oleh pemerintah, orangtua dan masyarakat. Demikianlah sekilas mengenai Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Saat Ini dan Solusi Kenakalan Remaja semoga bermanfaat.
courtesy : blogdetik.com
Saat ini bangsa Indonesia telah lebih dari 68 tahun merdeka dan terbebas dari belenggu penjajahan, tetapi semangat juang khususnya di kalangan pemuda terlihat semakin menurun. Arus globalisasi informasi yang meluncur deras masuk ke Indonesia bahkan telah memasuki setiap rumah tangga melalui perangkat komunikasi yang dimiliki oleh hampir setiap anggota keluarga rupanya telah merubah paradigma dalam sudut pandang kebangsaan. Saat ini bukan lagi para pejuang kemerdekaan dan pembela tanah air yang menjadi panutan, tapi para pemuda khususnya remaja lebih gandrung mengidolakan artis penyanyi korea. Mereka akan menjerit histeris saat pujaannya tampil dalam sebuah konser yang mereka lihat dengan harga tiket yang tidak murah, bahkan mereka rela antri berjam-jam demi mendapatkan sebuah tiket konser tersebut . Tapi ketika ditanya siapa itu bung Tomo sedikit sekali diantara mereka yang mengetahui sejarahnya.
Beberapa tahun yang lalu masih sering kita dengar kiprah pemuda melalui wadah seperti karang taruna, remaja masjid, bahkan organisasi sekaliber KNPI yang menjadi corong aspirasi para pemuda untuk menyampaikan pendapatnya. Saat ini gaung dari organisasi pemuda tersebut nyaris tak terdengar, jarang sekali acara-acara televisi yang menayangkan kreatifitas pemuda dalam hal-hal yang mendidik. Justru yang menjamur saat ini adalah acara hiburan dan entertainment, konser musik baik artis lokal maupun mancanegara yang jauh dari nilai-nilai edukasi tetapi hanya kesenangan dan hura-hura yang didapatkan. Belakangan malah kelakuan remaja sudah menjurus kepada hal-hal yang negatif seperti penggunaan narkoba, kecelakaan lalu lintas yang dilakukan oleh remaja, tawuran pelajar, geng motor, bahkan yang sangat miris adalah sek bebas yang dipertontonkan melalui dunia maya. Bila hal ini tidak segera diantisipasi maka beberapa tahun kedepan kita akan kehilangan pemimpin bangsa yang berkualitas, akan ada lost generation yang akan membuat ketimpangan dalam perjalan sejarah bangsa ini.
Oleh karena itu dengan momen peringatan Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober kiranya bisa dijadikan tonggak untuk kembali membangkitkan rasa nasionalisme kebangsaan bagi para pemuda. Untuk itu diperlukan intervensi pemerintah yang lebih intensif khususnya dalam hal penyediaan wadah pembinaan bagi generasi muda, tentunya disamping wadah yang disediakan juga diperlukan sosialisasi kepada generasi muda agar sarana yang disediakan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Memang untuk merubah sudut pandang generasi muda agar kembali memiliki rasa kebangsaan yang tinggi tidak bisa dilakukan secara drastis, pendekatan, sosialisasi dan sarana yang memadai diperlukan sebagai tahapan proses merubah paradigma ini. Contoh kasus bagi remaja yang hoby kebut-kebutan dan balapan liar di jalan raya yang tentu saja hal ini dapat membahayakan dirinya dan orang lain dapat disalurkan melalui pembinaan olah raga balap motor yang difasilitasi dengan baik disamping sosialisai mengenai bahaya balap liar di jalan raya. Hidupkan kembali wadah karang taruna yang sudah mulai hilang, hal ini sangat efektif karena organisasi tersebut berada pada tingkat RW yang sangat bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Disamping pembinaan secara eksternal melalui wadah-wadah organisasi yang dilakukan pemerintah, diperlukan juga pembinaan secara internal dalam rumah tangga. Peran orangtua dalam mendidik anak-anaknya sangat membawa pengaruh pada prilaku anak, penanaman pendidikan agama juga dapat membentengi sang anak dari hal-hal yang akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran. Dengan pendidikan agama dan akhlak yang baik maka remaja dapat memfilter mana hal yang boleh dan mana yang tidak boleh untuk dilakukan, sehingga dengan sendirinya mereka akan tumbuh dan berkembang pada jalur yang positif. Disamping itu peran serta masyarakan dalam menjaga kondisi yang aman dan kondusif sebagai sarana berkreatifitas para remaja juga sangat dibutuhkan.
Akhirnya dengan Sumpah Pemuda yang diperingati tiap tanggal 28 Oktober ini kiranya dapat menumbuhkan kembali rasa patriotisme dan kebangsaan yang tinggi di kalangan pemuda melalui wadah positif yang didukung oleh pemerintah, orangtua dan masyarakat. Demikianlah sekilas mengenai Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Saat Ini dan Solusi Kenakalan Remaja semoga bermanfaat.
courtesy : blogdetik.com
0 Response to "Makna Sumpah Pemuda Bagi Generasi Saat Ini dan Solusi Kenakalan Remaja"
Post a Comment
Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)
TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA